KISARAN:Proyek pemeliharaan berkala ruas jalan yang dianggarkan dari Dana Bantuan daerah Bawahan (BDB) Provinsi Sumatera Utara TA 2013 sebesar Rp2,6 miliar lebih yang dikerjakan PT Yudha Putra menuai protes dari warga masyarakat karena diduga pekerjaannya tidak sesuai dengan bestek, serta tidak ada pengawas resmi dari Dinas PU Asahan.
[caption id="attachment_276084" align="alignleft" width="2560" caption="Terlihat Ketua Komisi C DPRD Asahan, Handi Harfan Sitorus turun langsung ke lokasi proyek"][/caption] Hal itu terbukti dengan aksi yang dilakukan elemen masyarakat yang terdiri dari lembaga swadaya masyarakat (LSM), aktifis, mahasiswa bahkan Ketua Komisi C DPRD Asahan yang langsung terjun kelokasi proyek melakukan penyetopan saat pengerjaan sedang berlangsung, Sabtu (2/11) kemarin.
Pantauan Kompasiana.com dilokasi proyek, penyetopan pengerjaan tersebut oleh elemen masyarakat berawal dari kondisi saat itu hujan, namun para pekerja tetap akan menghampar hotmix dilokasi badan jalan yang sedang tergenang air. Melihat itu, beberapa elemen masyarakat langsung bereaksi keras dengan melakukan teguran kepada pelaksana pekerja proyek. Dengan adanya teguran tersebut, pihak kontraktor langsung menyetop pekerjaan selama lebih kurang lima jam.
Sementara sejak pagi hari terlihat 3 armada pengangkut hotmix telah parkir didepan masjid raya jalan imam bonjol kisaran yang siap menurunkan hotmix. Namun, Ketua Komisi C DPRD Asahan Handi Harfan Sitorus bersama elemen masyarakat tetap ngotot melakukan penyetopan karena proyek tersebut akan dikerjakan kontraktor tanpa adanya pengawas dari Dinas PU Asahan.
Namun, pihak pelaksana proyek tetap akan melakukan penghamparan hotmix meskipun tanpa ada pengawas dilokasi proyek tersebut. Politisi PDIP Asahan itupun langsung marah.
“Disini jelas kita lihat bersama bahwa pekerjaan tetap dilaksanakan walaupun tanpa didampingi pihak pengawas yang resmi dari Dinas PU Asahan, ujar Handi Harfan kepada elemen masyarakat dan sejumlah media yang berada dilokasi proyek.
Bahkan yang lebih ironisnya, pada saat itu salah seorang warga masyarakat langsung naik ke Armada untuk mengecek kondisi hotmix. Dengan disaksikan warga dan sejumlah media yang turut hadir, ternyata kondisi hotmix yang berada paling atas sudah dingin bahkan membeku.
“ Pada saat saya naik keatas armada dan membuka terpal penutup, yang saya dapati lapisan atas hotmix yang berada didalam armada tersebut telah dingin dan mulai membeku,”ujar Ketua Asahan Pers Club (APC) Ahmad Qusairi kepada sejumlah media termasuk Kompasiana.com.
Akan tetapi, walaupun pihak pengawas tidak ada dilokasi proyek, bahkan temuan Ketua Asahan Pers Club (APC) yang menyatakan kondisi hotmix telah dingin dan membeku itu tidak digubris oleh pihak kontraktor. Hal itu terbukti, pihak kontraktor tetap melanjutkan pekerjaan dengan menghampar hotmix yang berjumlah tiga armada sisa pekerjaan jumat (1/11) malam.
Hasil konfirmasi Kompasiana.com, kepada salah seorang kernet Armada menyebutkan bahwa mereka sudah stanbay dilokasi proyek sejak jum’at malam kemarin sekira pukul 20.00 WIB.
“kami sudah stanbay dilokasi proyek ini sejak jumat malam sabtu sekitar pukul 21.00 WIB bang,”ujar salah seorang kernet truck yang tidak ingin disebutkan namanya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, sejak proyek tersebut dilaksanakan tidak ada satupun pengawas resmi dari Dinas PU Asahan, hanya terlihat tenaga sukarela yang terus menerus dilokasi proyek. Sementara itu, penghamparan hotmix pada Sabtu (2/11) kemarin selesai dikerjakan pada pukul 13.30 WIB. (Suheri)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H