Membina Generasi Balita (copyrights:DMW)
Lihatlah wajah-wajah polos mereka. Wajah wajah yang belum ternoda karena peradaban zaman belum menyentuhnya. Kita sadar zaman terus berubah meninggalkan sifat asalinya. Peradaban juga berubah karena kehendak zamannya. Untuk itu, sebelum peradaban menelannya, aku ingin anak-anakku ini dapat menikmati zaman sesuai impian yang telah dirangkainya. Mimpi dari dirinya sendiri maupun dari pendahulu-pendahulunya. Itulah sebabnya, anak-anakku harus punya mimpi dan menjadi dirinya sendiri. Karena sebentar lagi sang waktu akan melahap usiaku pelan pelan. Senja akan membuka batas asaku yang yang masih tersisa. Menghentikan langkahku dari perjalanan panjang yang melelahkan. Dan mengantarkanku pada wujud takdirku yang sebenarnya. Saat itulah aku harus bersujud memohon kepada Tuhan, agar penggantiku segera muncul sebelum matahari tenggelam. Namun hanya Tuhanlah yang tahu, kapan saat lahirnya sang naga. Aku hanya berharap, dan terus berharap, di pundakmulah anakku, masa depan bangsaku yang sebenarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H