Mohon tunggu...
Mataharitimoer (MT)
Mataharitimoer (MT) Mohon Tunggu... Konsultan - Blogger, bekerja paruh waktu dalam kegiatan literasi digital untuk isu freedom of expression dan toleransi lintas iman.

menulis sesempatnya saja | tidak bergabung dengan partai politik apapun Buku yang ditulis : Jihad Terlarang (2007, 2011), Guru Kehidupan (2010), Biarkan Baduy Bicara (2009), Ekspedisi Walisongo (2011). Bang Namun dan Mpok Geboy (2012)\r\n \r\nJabat erat!\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

MT: ICDW Menyayangi Kaum Radikal

9 Desember 2009   08:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:00 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pesantren Daarul Uluum tidak pernah mendorong doktrin-doktrin radikalisme dalam kurikulum pendidikannya. Pesantren ini bahkan berupaya meluruskan kembali cara pandang orang-orang yang sempat atau masih menyetujui doktrin-doktrin radikalisme berbaju Islam. Untuk kepentingan tersebut, pesantren ini merintis dan mengembangkan kelembagaan baru yang bernama Indonesia Center for Deradicalisation and Wisdom (ICDW). Hal itu disampaikan oleh Mataharitimoer, Direktur ICDW Daarul Uluum, pada sesi tanya jawab pada acara kunjungan peserta dan panitia Youth WorkShop 2009 bertema "Menangkal Radikalisme, Ekstrimisme, dan Terorisme" Sabtu, 5 Desember 2009, di Kampus 1 Daarul Uluum, Bantarkemang, Bogor. "Melalui lembaga ini, kami berusaha melakukan penyadaran kepada masyarakat bahwa terorisme tak selalu terkait dengan Islam. Apalagi dianggap sebagai identitas muslim." tegas pria yang pernah menulis novel Jihad Terlarang itu. "Melalui lembaga ini, kami berusaha meluruskan mereka yang masih menyetujui ide-ide radikalisme dengan jubah agama." lanjut MT. ICDW maupun Pesantren Daarul Uluum, menurut pria yang akhir tahun 2009 ini menerbitkan buku "Guru Kehidupan : Belajar Hidup Kaya dari Si Miskin",  tidak memusuhi  orang-orang radikal secara pribadi, tetapi berseberangan dengan doktrin radikalisme yang mereka yakini. "Orang-orang radikal semacam itu justru harus dirangkul, disayangi, dan disadarkan," ujarnya. repost from :  Iqbal Harafa @daarululuum.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun