Mohon tunggu...
Mataharitimoer (MT)
Mataharitimoer (MT) Mohon Tunggu... Konsultan - Blogger, bekerja paruh waktu dalam kegiatan literasi digital untuk isu freedom of expression dan toleransi lintas iman.

menulis sesempatnya saja | tidak bergabung dengan partai politik apapun Buku yang ditulis : Jihad Terlarang (2007, 2011), Guru Kehidupan (2010), Biarkan Baduy Bicara (2009), Ekspedisi Walisongo (2011). Bang Namun dan Mpok Geboy (2012)\r\n \r\nJabat erat!\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Menyikapi Rupiah

5 Agustus 2010   00:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:18 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah dapat uang US Dollar yang lecek atau sobek? Sepanjang pengalamanku transaksi di Sentra Komputer Jakarta, uang Dollar yang beredar rata-rata licin. Paling tidak, pemiliknya benar-benar menyimpan uang tersebut hati-hati. Bukan hati-hati dari copet atau jambret, tapi mereka tak mau uangnya cacat, misalnya lecek apalagi ada yang sobek. Bagaimana sikap kita terhadap uang kita sendiri? Kemarin (entah sudah berapa kali) aku menemukan 2 lembar seribuan dari kantong baju. Uang itu kuterima sebagai kembalian dari sebuah loket di stasiun kereta. Kondisinya sangat memprihatinkan, sudah lecek, sobek pula. Bahkan yang selembar lagi sudah ditambal dengan solasi. Tetapi mengapa uang tersebut masih beredar di pasaran? Aku berpikir untuk membelanjakan kembali uang itu. Tapi... ah, nyaliku tak terlalu tebal. Malu rasanya. Banyak yang kupikirkan. Kalau dibelanjakan lagi, kasihan sekali pedagang yang mendapatkan uang itu. Kalau buat tambahan bayar Tol, Parkir, ah... aku gak berani. Kasih tukang ngamen? Ah.. nggak juga. Walaupun mereka tak tahu kondisi uang saat kumasukkan ke kantong plastik permennya, tapi kasihan juga kalau uang tersebut mereka terima. Ya sudahlah, daripada 2 lembar uang itu masih beredar, lebih baik aku pensiunkan. Simpan saja di rumah buat kenang-kenangan sekaligus pembelajaran buat anak-anakku tentang bagaimana merawat uang. Sekarang sedang ramainya orang bicara tentang redenominasi rupiah. Uang Rp.1.000 dipangkas jadi Rp.10 atau Rp.1. Aku belum mengerti benar baik-buruknya. Baru mencoba mempelajarinya dari artikel Pak KK dan grup Facebooker Dukung Redenominasi Rupiah, yang digagas oleh Bang Jet. Tapi biarlah itu jadi urusan para ahli. Bagiku yang penting bagaimana memperbaiki sikap kita terhadap Rupiah kita sendiri. Sebisa mungkin, berusaha untuk menyortir yang masih layak pakai dengan yang memalukan harga diri jika tetap dipakai. Seperti secengan lecek yang kupensiunkan peredarannya. :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun