Pesantren Daarul Uluum tidak pernah mendorong doktrin-doktrin radikalisme dalam kurikulum pendidikannya. Pesantren ini bahkan berupaya meluruskan kembali cara pandang orang-orang yang sempat atau masih menyetujui doktrin-doktrin radikalisme berbaju Islam. Untuk kepentingan tersebut, pesantren ini merintis dan mengembangkan kelembagaan baru yang bernama Indonesia Center for Deradicalisation and Wisdom (ICDW). Hal itu disampaikan oleh Mataharitimoer, Direktur ICDW Daarul Uluum, pada sesi tanya jawab pada acara kunjungan peserta dan panitia Youth WorkShop 2009 bertema "Menangkal Radikalisme, Ekstrimisme, dan Terorisme" Sabtu, 5 Desember 2009, di Kampus 1 Daarul Uluum, Bantarkemang, Bogor. "Melalui lembaga ini, kami berusaha melakukan penyadaran kepada masyarakat bahwa terorisme tak selalu terkait dengan Islam. Apalagi dianggap sebagai identitas muslim." tegas pria yang pernah menulis novel Jihad Terlarang itu. "Melalui lembaga ini, kami berusaha meluruskan mereka yang masih menyetujui ide-ide radikalisme dengan jubah agama." lanjut MT. ICDW maupun Pesantren Daarul Uluum, menurut pria yang akhir tahun 2009 ini menerbitkan buku "Guru Kehidupan : Belajar Hidup Kaya dari Si Miskin", tidak memusuhi orang-orang radikal secara pribadi, tetapi berseberangan dengan doktrin radikalisme yang mereka yakini. "Orang-orang radikal semacam itu justru harus dirangkul, disayangi, dan disadarkan," ujarnya. repost from : Iqbal Harafa @daarululuum.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H