Mohon tunggu...
Mata Hati
Mata Hati Mohon Tunggu... -

Menulis, berjalan, berlari adalah langkah hidup. Berharap sesuatu yang kecil-kecil dapat tumbuh dan berkembang menjadi besar. Sesuatu amalan dan perbuatan baik besar tidak akan ada tanpa sesuatu tindakan yang kecil. Menulis sesuatu yang tidak penting adalah tidak penting dan menulis sesuatu yang penting adalah penting.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Publik Dukung Menhan Ryamizard Tegas Terhadap Komunisme Gaya Baru

31 Mei 2016   23:07 Diperbarui: 31 Mei 2016   23:55 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terus terang ada yang aneh dengan pendapat-pendapat dari yang namanya aktivis-aktivis yang HAM terkait kasus masa lalu. Kasus tentang PKI yang dalam sejarah Indonesia telah menorehkan tinta darah dan era kelam dalam penghiantan terhadap ideologi Pancasila. PKI, jelas-jelas telah menodai sejarah Indonesia, yakni dengan melakukan pembunuhan, dan nyaris melakukan kudeta di Indonesia.

Ini merupakan pendapat yang aneh menurut saya. Para penggiat HAM ini, menilai Ryamizard sebagai menteri kontra produktif untuk menyelesaikan permasalahan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di masa lalu. Hal itu terkait dengan beberapa pernyataannya yang tidak menginginkan adanya rekonsiliasi terhadap kasus-kasus pelanggaran HAM.

Padahal kita mengetahui. Dalam sejarah Indonesia TNI telah memberikan menumpas PKI sampai ke akar-akarnya. Selain itu, Ormas-Ormas Islam telah mendukung penuh upaya TNI dalam menumpas gerakan PKI. Dan tentunya kita tidak ingin PKI gaya baru muncul dan terbit di muka bumi Indonesia.

Menurut saya, sikap Ryamizard yang yang menolak untuk melakukan rekonsiliasi antara korban dengan negara yang harus membongkar kebenaran pada peristiwa 65 dan pelanggaran HAM masa lalu lainnya patutlah didukung penuh.

Karena itulah, masyarakat Indonesia tidaklah lupa akan sejarah masa lalu. Kita harus belajar dari masa lalu dan sejarah. Sejarah itu membuktikan bahwa PKI telah menindas, membunuh dan melakukan penghianatan terhadap bangsa dan negara. Berapa banyak korban dari PKI di Indonesia pada masa lalu.

Misalnya saat pemberontakan PKI di Madiun tahun 1948 banyak warga negara Indonesia yang beragama dan para kiai dibunuh dengan kejam oleh PKI. Selain itu kisah Pahlawan Revolusi yang difilmkan dalam Film G-30 S/PKI menjadi bukti sejarah kekejaman PKI. Dan kita sebagai bangsa Indonesia tidak akan pernah lupa. Karena itulah kita harus belajar dari sejarah.

Jadi kita harus mengetahui dengan pasti bahwa yang berbau komunisme dan palu dan arit sangatlah berbahaya bagi Indonesia. Tidak bisa dipungkiri apa yang terjadi selama ini dengan adanya isu-isu komunisme, dan buku-buku yang berbau komunisme. Kaos-kaos palu dan arit itu harus ditindak dan ditindak dengan tegas.

Kita melihat. Apa yang terjadi selama ini adalah ideologi komunisme tidaklah cocok di Indonesia. Kita bukan melarang kebebasan berpikir, namun kita harus memberikan edukasi kepada masyarakat, terutama kaum muda akan bahayanya komunisme yang pernah menodai sejarah Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun