Mohon tunggu...
Mata Hati
Mata Hati Mohon Tunggu... -

Menulis, berjalan, berlari adalah langkah hidup. Berharap sesuatu yang kecil-kecil dapat tumbuh dan berkembang menjadi besar. Sesuatu amalan dan perbuatan baik besar tidak akan ada tanpa sesuatu tindakan yang kecil. Menulis sesuatu yang tidak penting adalah tidak penting dan menulis sesuatu yang penting adalah penting.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Penolak RUU Kamnas Itu Secuil Massa

21 Februari 2013   03:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:58 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila kita mengetahui lebih mendasar siapa sih penolak dan tak memahami urgensi dari Rancangan Undang-Undang Keamanan Nasional (RUU Kamnas) itu. Siapakah kelompok itu sehingga sangat alergi dan sepertinya menolak akan pentingnya arti sebuah keamanan nasional. Secara pengertian keamanan nasional mempunyai arti yang sangat positif dan bahkan memberikan pencerahan dan rasa aman, tentram, tertib dan pastinya kesejukan.

Namun mengapa ada saja sekelompok orang ataupun massa yang tak mengerti akan urgensi dan faedah yang besar RUU Kamnas bagi masa depan Indonesia tercinta ini. Padahal bila kita mengetahui secara mendasar, maka akan sangatlah strategis sekali RUU Kamnas bagi Indonesia.

Seperti diungkap Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro bahwasanya RUU Kamnas itu hanya ditolak oleh segelintir orang saja. “RUU Kamnas yang menolak itu-itu saja dan kita sedang menunggu pembahasannya. Dan kalau ada yang menolak, ya, maklum,” ujarnya di Kemhan, Selasa (19/2/2013). Seperti dikutip media online.

Satu hal lagi yang meski kita ketahui, bahwasanya UU Keamanan Nasional ini dipakai bila sudah mengancam keamanan nasional.

Bila kita berkaca, dan menatap kebelakang tentang yang menjadi latar belakang digulirkannya RUU Kamnas untuk Indonesia yang lebih baik. Tahun 2012, dan tahun-tahun sebelumnya konflik komunal yang terjadi di Indonesia membuat keprihatinan yang sangat bagi bangsa ini. Seperti halnya terjadi dalam konflik pertambangan di Bima, NTB yang memakan korban jiwa. Selain itu konflik di Lampung Selatan pun membuat keprihatinan bagi kita sebagai bagian bangsa Indonesia.

Karena itulah, kesamaan persepsi bagi masyarakat Indonesia tentang hakekat RUU Kamnas merupakan sesuatu yang sangatlah penting. Mengapa? Inilah merupakan sesuatu yang sangat mendasar dan perlu dipahami secara kejiwaan yang mendalam pula. RUU Kamnas merupakan pilihan terbaik bagi Indonesia guna mempersepsikan dan menyelesaikan konflik komunal yang mungkin terjadi di masa depan. Antisipasi, pembenahan, penanganan, penyelesaian, dan pasca konflik yang penting dalam pemulihan akan diakomodir dalam RUU Kamnas itu. Itu pasti.

Bagi bangsa Indonesia RUU Kamnas memberikan pilihan jitu bagi segala penyelesaian konflik komunal. Ini merupakan langkah sangat strategis dan bisa mengilhami pilihan-pilihan terbaik dalam penanganan konflik komunal. Itu pasti.

Berkaca dari itu semua. Maka sangatlah relevan dan memberikan pencerahan bagi segala penyelesaian dan solusi strategis dalam menangani konflik komunal di Indonesia. Karena itulah, apa-apa yang ditolak dari sekelompok massa yang secuil itu, bahkan kalau dihitung dengan jari tak lebih dari 100 orang saja. Bandingkan dengan seluruh bagian dari masyarakat Indonesia yang saat ini berjumlah 250 juta jiwa lebih saat ini.

Kita cinta damai. Kita cinta keamanan nasional. Kita cinta Indonesia menjadi negara besar yang damai, tentram, sejahtera dan adil makmur, sesuai dengan amanat UUD 1945 dan juga amanat yang telah diamanatkan seluruh pendiri bangsa Indonesia tercinta ini. Pilihan terbaik dari yang terbaik adalah sahkan RUU Kamnas untuk Indonesia yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun