Ini semua soal koalisi, kepentingan adalah harga mati
Si kaya bebas mengatur negeri, si miskin hanya bisa mencaci
Apakah ini adalah tempat yang pantas untuk kita sebut sebagai sebuah negeri? Faktanya ini adalah tempat yang ngeri
Dahulu kita semua pernah bermimpi, tinggal ditempat yang memiliki hati
Berfikir dengan nurani, selalu menjunjung tinggi hak asasi bahkan ber demokrasi
Namun kini semua berbanding terbalik, yang jahat terlihat baik
Yang terlihat tulus malah berfikir picik
Pemimpin di negeri yang katanya negeri demokrasi ini selalu bertutur santun
Kalimatnya terdengar seperti pantun, bahkan melakukan pencitraan beruntun
Citra di negeri ini sudah biasa, bahkan “saya prihatin” pun dijadikan bumbu penyedap drama
Pemimpin di negeri ini sering berkata “saya marah” , padahal hanya memikirkan perut dan orang-orang di sekitar rumah
Jika ada hal yang tidak memihak rakyat mereka tak pernah bergeliat
Bahkan tak ada waktu untuk perduli dan melihat, mereka hanya pandai menjilat
Negeri ini memiliki cerita sendiri, air matanya bercerita tak pernah henti
Diawali dari “merdeka ataoe mati” hingga reformasi dan demokrasi, ya akhirnya demokrasi basi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H