Mohon tunggu...
Suwito Mat
Suwito Mat Mohon Tunggu... -

dokter umum, bekerja di RSUD Merauke, Papua

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tes HIV pra nikah, perlukah…?

13 Maret 2010   11:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:27 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Semakin tingginya angka kejadian infeksi HIV/AIDS di negara kita tercinta dalam beberapa tahun terakhir, mengakibatkan semakin banyaknya bayi-bayi/anak-anak yang tertular HIV selama dalam kandungan, proses persalinan maupun menyusui. Betapa menyayat hati bila melihat bocah2 tak berdosa tersebut terular bukan karena kesalahan/dosanya, namun karena …misalnya: ke alpaan orang tuanya. Bagaimana jadnya bila bayi itu…saudara kita, anak kita, cucu kita..?

HIV/AIDS sendiri secara klinis berkembang melewati 4 stadium (stadium I: tidak bergejala, stadium II s/d IV: bergejala, semakin berat bila stadium semakin besar). Tentunya akan sangat sulit membedakan seseorang yang sehat dengan yang terinfeksi HIV/AIDS stadium I, apalagi masih tingginya diskriminasi dan stigmatisasi di masyarakat membuat seseorang yang perilakunya/perilaku pasangannya beresiko tertular HIV, menjadi takut untuk memeriksakan diri (baru memeriksakan diri bila sudah stadium III/IV ketika tubuhnya kelihatan sakit)

Ketika kita memilih pasangan, atau anak kita memilih pasangannya, tentunya kita tidak tahu bagaimana status HIVnya..? Bila ternyata berstatus positif HIV namun secara klinis masih sehat dan kita tidak mengetahuinya, tentunya kita beresiko melahirkan generasi-generasi yang tertular HIV/AIDS.

Tes HIV pra nikah? Tentunya ada untung ruginya, bila belum ada program dari pemerintah….silahkan diputuskan: akankah saya akan mengetes diri saya dan calan pasangan saya, atau saya akan mengetes anak saya dan calaon menantu saya…..Bila hasilnya positif HIV, perjodohan diteruskan dengan segala resikonya …..atau digagalkan…?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun