Mohon tunggu...
Bam Bang
Bam Bang Mohon Tunggu... -

Putra Betawi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Blunder2 Prabowo Dan Kalpataru

6 Juli 2014   14:55 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:16 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14046018971981781891

Foto: Kalpatarupower.com
Setelah unggul pada debat debat capres sebelumnya,namun Pasangan Capres Prabowo Hatta pada  debat terakhir kembali melakukan kesalahan yang boleh saya bilang suatu blunder (kesalahan besar).  Blunder dalam menerapkan strategi debat yang dipakainya, dari semenjak debat Capres pertamanya.  Keadaan ini membuat kubu Jokowi Jk bisa bernafas lega, khususnya cawapresnya  yang sebelumnya sempat stres!  Kini makin lebih bergerak lincah, mengembangkan strategi counter attack/serangan baliknya.

Blunderi inilah yang membuat debat Capres Cawapres semalam jadi nampak kembali berimbang, walaupun dari segi jawaban pasangan Prabowo Hatta lebih bermakna.  Namun hal ini tidak menghasilkan apa2 dalam suatu perdebatan seperti ini,  karena keunggulan ini akan dapat diimbangi oleh ketrampilan Jokowido dalam mengatur permainan. Jokowi sangat pandai dalam menguasai dan menggocet bola.

Blunder/Kesalahan Prabowo (dalam tanya jawab):
1 -Prabowo selalu memberikan pertanyaan masalah yang sulit kepada jokowi dalam bidang yang dikuasi oleh Jokowi (ini Salah!). Sekalipun seandainya Jokowi masih bisa menjawab banyak , tapi dia tidak akan melanjutkan  jawabannya (membuat banyak waktu tersisa, ini tidak ada penilaian negatifnya), akibatnya dia telah mengurangi kesalahan pada inti jawabannya,  maupun salah istilah, dan memang tidak ada gunanya,  karena ini hanya  bakal bisa menjebak diri sendiri (teknik Bagus!)

2- Prabowo kebalikkannya, dia selalu menjawab semua pertanyaan dengan serius, bermakna, mencari point tambah, dan menghabiskan semua waktu menjawab, mencari point tambah (ini  Salah!). Dengan melakukan ini dia dapat mempesona penonton kelas atas sampai kelas bawah. Namun side efeck/resiko dari jawabannya yang banyak itu,  membuat Jokowi bisa melihat banyak  lobang lobang yang dapat diterobosnya. Sedangkan debat model dan sikon seperti semalam yang  penting jaga aman aman saja.
Dan Dimanapun biasanya kalau orang yang sikapnya tegas, emosinya tinggi.  Prabowo bagaikan seorang pemain back yang banyak mempermainkan bola yang tidak perlu, didaerah pertahanannya.  Alhasil ketika Jokowi berhasil merampas bola dari kakinya,  maka sang Back ampuh ini menjadi gagap.  Ketika Prabowo emosi, atau lengah, maka berapa banyakpun jawaban yang dia punya tidak
akan bisa dia lihat, blank !  Sulit untuk me recall apa yang kita ketahui dan tersimpan  didalam otak , dalam kondisi  ini.
Kalau kondisi sudah seperti ini,  penonton yang tadinya terpesona berbalik terperangah melihat kondisi payah dari Prabowo.  Akhirnya sekarang hanya tinggal penonton kelas atas saja yang bisa mengampuninya.

3-Kesalahan Hatta(dalam tanya jawab).
Dari keempat individu yang ikut kontes Hatta lah yang paling tenang, tegar, bicaranya  jelas tuntas bermakna.  Namun dalam debat pilpres terakhir, dalam menanggapi pertanyaan Hatta  kepada Jokowi tentang Kalpataru, banyak orang yang mengaggap Hatta  Blunder(salah besar). Walau dalam hal ini saya sendiri masih ragu,. Apakah dia blunder,  salah kecil,  atau dibikin blunder karena ada blunder lain.

Yang  jadi pertanyaan saya kenapa pak JK Kabur , tidak melakukan kewajibannya untuk menjawab setelah mengatakan Hatta Salah! (ini namanya main hakim sendiri).  Seharusnya dia menjawab (waktu kewajibannya menjawab masih baru terpakai sedikit).

Dia harus menjelaskan bahwa pendapat Hatta salah, yang benar ini adalah.. . Pada hakekatnya debat ini juga kan bukan untuk mereka berempat, tapi untuk rakyat seluruh Indonesia yang menyaksikannya. Dia harus menjelaskan, memberikan referensi..referensi, karena dia memang waktunya punya tanggungjawab menjawab.
Sebenarnya pertanyaan ini sudah nampak jelas di alamatkan ke Jokowi oleh Hatta, tapi nampak sekali secara emosional JK langsung turun kegelanggang, mengeluarkan isi otak dan isi hati sekaligus(menebus kekalahan)tapi setelah itu langsung balik kembali duduk disinggasana.
Apakah ini Blunder atau kesalahan kecil, yang jelas ini terjadi serupa tapi tak sama
terhadap pak Prabowo  dan Pak JK (emosi).

Sementara saya melihat pertanyaan pak Hatta masih saya ragukan kesalahannya, kalau tidak salah beliau mengatakan, "kenapa Jakarta (dan solo) tidak pernah mendapat Kalpataru? (semasa pak Jokowi).

Disini sy belum paham dengan pertanyaan pak Hatta kemana arah pertanyaannya.  Apakah yang dimaksud pak Hatta Jakarta disini adalah kotanya, warganya, atau semuanya?

Kalau yang dimaksud adalah semuanya, maka pertanyaannya bisa(saya redaksional sendiri), " Kenapa warga Jakarta selama kepemimpinan bapak tidak ada yang mendapat Kalpataru, apakah bapak tidak usulkan?, kalau tidak kenapa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun