(Motivasi dan Humor)
"Don't Judge a Book by its Cover"
Saat makan siang Senayan City Jakarta, Senin 5/2/2015, tiba-tiba Mas Tukul datang dengan mengajak makan siang puluhan asisten dan anak bungsunya, serta beberapa kru family 100 indosiar di Kedai Betawi tempat kami makan.
Alhamdulillah, Mas Tukul duduk dekat kami, setelah salaman dan memulai pembicaraan, ternyata Mas Tukul sangat berbeda dengan apa yang biasanya ditampilkan di layar TV, bisa dikatakan berbeda 180 derajat perbedaannya, ini lah mungkin yang dimaksud Don't Judge a Book by its Cover, jangan menilai seseorang dari tampak luarnya saja. Itulah mungkin gambaran yang saya bisa lihat dari sosok Mas Tukul yang telah berumur 51 tahun (16 Oktober 1963).
Saat menyampaikan ide-ide Mas Tukul, Mas Tukul sering mengutip Alquran dan Hadits untuk memperkuat gagasannya, tentunya dengan penghapalan bahasa arab yang cukup fasih.
Pertemuan dengan Mas Tukul merupakan suatu anugrah tersendiri, dan jika diukur dengan materi tentu tak terhingga nilainya. Namun, Â jika diukur dengan satuan waktu, Menurut sumber lain (bukan langsung dari Mas Tukul), Honor Mas Tukul sebagai host di Program Acara " Bukan Empat Mata" sekitar 60 juta per episode, dan kalau di undang jadi Motivator honornya sekitar 80 juta per sesi.
Kami berdiskusi selama 3 jam, nilai materinya melebihi honor sebagai host 1 episode "bukan empat mata" atau 1 sesi motivasi, apalagi tanpa di potong waktu tayang iklan yang bisa mencapai 4- 6 tahapan dalam 1 episode siaran.
Sebagai rasa syukur yang tak terhingga, akan dicoba berbagi hasil diskusi kami dengan Mas Tukul, yang bercerita soal Bagaimana membuat hidup berkah? bagaimana mencari rezeki yang halal? dan bagaimana membangun hubungan atau silaturahim dengan orang lain?
KEBERKAHAN HIDUP
Banyak orang hidup hanya hidup saja, tanpa memikirkan bagaimana menjalani hidup dengan baik, bagaimana hidup dengan cara Tuhan
Menjaga kecerahan, menjaga kebersihan, dan menjaga kesejukan. Bagaimana menjaga agar penampilan kita selalu cerah, bagaimana menjaga agar hidup kita selalu bersih (lahir dan hati), dan bagaimana agar hidup kita selalu sejuk dengan selalu menebar senyuman kepada orang lain, agar orang lain juga merasa kesejukan dalam diri kita. Mas Tukul tidak sepakat dengan istilah siraman rohani, karena roh itu sejatinya yang menghidupkan atau menggerakkan kehidupan kita, tanpa roh berarti kita sudah innalillahi sudah mati.