Apakah Golput adalah Kejahatan?
Sikap sebagian politisi yang dipertontonkan media sungguh sangat tidak menarik, mekeka yang seharusnya menjadi wakil rakyat, justru menjadi wakil para perusak bangsa dan negara.
Sangat dipahami kalau masyarakat mulai apatis dengan sikap sebagian politisi tersebut, dan memilih untuk tidak menggunakan hak pilihnya, dan beberapa hasil survey menunjukkan angkanya mencapai hingga 40%. Sungguh angka yang sangat fantastis, angka yang menunjukkan kalau politisi yang ada, belum memiliki legitimasi kuat untuk menjadi mewakili rakyatnya. Lalu, apakah solusi terbaik untuk mengatasi kondisi ini adalah Golput (tidak punya pilihan)?
Kita tentu menyadari, bahwa sikap pasrah dan tidak mau tahu dengan keadaan adalah perbuatan yang kurang pas untuk memperbaiki keadaan, sikap golput adalah sikap menerima apapun yang akan dihasilkan dari prosesi pemilu, tanpa ada upaya untuk membentengi terpilihnya para politisi yang tidak amanah. Sedangkan para politisi yang tidak amanah tersebut, memiliki perencanaan yang matang untuk dapat terpilih dan dapat mengendalikan regulasi dinegara kita ini.
Padahal menurut Ali Bin Abu Thalib "Kebaikan yang tidak terencana akan mudah dikalahkan oleh kejahatan yang terencana". Artinya kita harus memiliki perencanaan yang baik untuk bertindak memilih para pemimpin yang benar, walaupun pada dasarnya kita masih "buta" tentang track record sebagian politisi yang amanah, akan tetapi kita masih bisa bertanya kepada orang yang kita percaya dan mencari informasi yang cukup.
Setiap tindakan kita pasti memiliki konsekuensi dan akan kita pertanggungjawabkan, namun kalau kita sudah berupaya berikhtiar untuk melakukan segala sesuatu dengan mengikuti hati kita, semoga dengan itu Tuhan sudah menilai sebagai suatu kebaikan buat kita.
"jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri... (Qs.17:7)"
Jadi apakah golput memiliki peran untuk menciptakan lahirnya kejahatan? Wallahu'alam. Namun, jika golput dianggap suatu yang tidak baik, berarti kita harus siap menerima itu untuk kehidupan kita, sebagaimana firman Tuha diatas. Jika kita berbuat jahat efeknya akan kediri kita sendiri, dan apabila kita berbuat jahat, kembalinya kediri kita juga.
Semoga Tuhan membimbing kita untuk terhindar dari perbuatan yang tidak baik dan membimbing kita untuk memilih yang terbaik bagi Bangsa kita, aamiin...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H