Innalillahi wa innalillahi roji'un, hanya kata-kata itu mengenai catatan kecilku tentang hari ini. Kabar ini sungguh memilukan dan menyedihkan. Betapa tidak, beberapa waktu lalu kuterima kabar baik namun pagi ini kabar yang kuterima sangat mengagetkanku.
Ingin kuceritakan singkat tentang aku dan mereka. Kukenal satu keluarga Jawa, di Kota Langsa sejak 2011 lalu, perkenalanku dengan mereka karena tugasku. Karena aku harus menyewa kamar kos untuk tempat tinggalku, dan kebetulan mereka juga lapang dada menerimaku.
Hari-hari semakin kumengenal seluruh kehidupan keluarga ini bahkan tak jarang aku seakan diperankan sebagai anak mereka untuk memberikan pendapat dalam menyelesaikan permasalahan keluarga.
Dari situlah, mereka kuanggap sebagai bagian dari keluargaku juga di perantauan Aceh. Namun karena aku harus berpindah tugas kerja, akhirnya hanya kabar lewat telpon saja yang bisa kukirimkan.
Pagi ini, 13 Oktober 2014 merupakan hari bahagia untuk anaknya yang kelima karena akan menggelar pesta pernikahan. Namun kabar duka juga menimpa keluargaku ini, anaknya yang pertama meninggal dunia. Sedangkan Ibunya terbaring lemah karena penyakit jantungnya kambuh. Ini merupakan cobaan yang cukup berat.
Hanya ini kutuliskan kata-kata, untuk mengungkapkan rasa sedih dan duka cita. Bapak Mamak dan keluarga besarku yang di Langsa, semoga ketabahan, keikhlasan senantiasa diberikan Sang Pencipta. Mohon maaf, aku tidak bisa hadir hanya doa yang kupanjatkan. Innalillahi wa innalillahi roji'un.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H