Mohon tunggu...
MataIndah
MataIndah Mohon Tunggu... Jurnalis - laki laki setengah baya menderita Szizofrenia afektif , membutuhkan bantuan donor untuk perawatan jiwanya yang mau membantu pengembaraannya silakan donorkan Ke 082325958964 jang menipunya lagi..

Aquarius

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Belum Pernah Sepilu Ini

4 Mei 2021   12:01 Diperbarui: 4 Mei 2021   12:09 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

dff - Belum pernah aku sepilu  ini serepih serapah  kata kata yang mencuat di kandang kandang itu  membuatku kehilangan edentitas . dapet apa aku dari Keadaanmu , kau exploitasi keadaanmu ke peda kepribadianku .kau lucuti aku satu persatu , hampir tidak ada yang tahu siapa sebenarnya aku . memanmg sulit membawamu ke depan terang . sebab kau mengkedepankan gelap . dimana aku musti berpijak jika  kau sodorkan teka teki yang membuatku semakin pusing . ya aku pusingkan adalah dirimu . kata kata yang tak pernah terukirya    tak pernah terukir pada saat melukiskan tentang  diri seorang. 

engkau  seorang teman yang sangat gigih memperjuangkan kemauannya dan  maupun kemauan orang lain, bahkan tak keu perhatikan latar belakang dirimu sendiri . aku selalu mendukung dan berusaha agar  kau  lebih baik. caraku sendiri. , aku bukan pawangnya malah, tapi mungkin malah saudara ..setelah itu kau pun meninggalkan aku.

stelah lama jarak itu memisahkan kita ..tak adanya perjumpaan sekalipunpasi dan kepiluan .rembulan senja pun Pulang ke peraduan di siang itu .sedangka kau tetap bersinar seperti matahari . sakitnya kata kata yang kau hunjamkan dimataku dan otakku pun terburai teracuni  ratap kata kataku sendiri. kau yang kuharapakn akan selalu berdiri di sampingku tinggalkan sejuta luka di dada dan wajah wajah . (  dikoiplirter)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun