[caption id="attachment_114624" align="alignright" width="400" caption="waspada bahaya laten korupsi"][/caption] Ternyata system otoriter bukan saja di berlakukan di jaman orde baru tetapi di jaman sekarang juga masih banyak yang menggunakannya sebagai pengendali kekuasaannya. tapi yang unik disini pelakunya adalah seorang Ketua RT yang berlaku sama otoriternya kepada warga yang di naunginya.
Selama kepemimpinan Soeharto dulunya yang berperan besar adalah keluarganya untuk melakukan korupsi, tidak jauh berbeda dengan ketua RT yang satu ini dengan menghandalkan keluarganya yang jumlahnya sangat mendominasi dikampungnya ternyata mampu berbuat korupsi berjama’ah. Beras Miskin (Raskin) contohnya dia mampu membagi beras tersebut sama rata untuk dibagikan kepada keluarganya yang tergolong mampu daripada warganya yang masih minus. Saat ditanyakan, dia mampu ngeles dengan berbagai argumentasi layaknya sedang berdiplomasi.
Bantuan Langsung Tunai (BLT) juga mampu dengan sigap di bagi rata, tapi lagi-lagi bukan kembali kepada warganya melainkan kepada keluarganya terlebih dahulu baru warganya, walhasil ada beberapa warga minus yang kembali tidak kebagian. Saat ditanyakan kembali, lagi-lagi pandai sekali berkelit bahwa data yang digunakan adalah data-data kependudukan yang lama bukan yang baru.
Soeharto mampu memimpin selama 32 Tahun tanpa terusik karena didukung keluarga besarnya, eh ketua RT yang satu ini juga sama tidak mau kalah. Ketika pemilihan tiba dengan begitu cepatnya dia mengerahkan massa yang entah darimana asalnya dengan didukung suara keluarganya dia mampu naik kembali ke podiumnya sebagai Ketua RT bahkan melebihi jabatan ideal yaitu sampai 8 tahun lamanya tak tergantikan.
Dengan begitu dia berhasil menguasai sampah di depan rumahnya sekaligus mengusir pengulung-pengulung lain yang juga ingin merasakan enaknya sampah tersebut. Padahal lahan tersebut bukanlah miliknya melainkan milik warga lain yang tidak ingin dijadikan lahan sampah tapi si RT malah menyuruh seluruh warganya untuk membuang sampah di lahan tersebut tanpa memperdulikan himbauan si pemilik lahan. Sambil berjalan mengarah ke lahan tersebut tanpa sungkan dia bersama isterinya mengambili beberapa sampah untuk di jual. Sama saja tidak ada ubahnya dia dengan pengulung.
Semua warga geram, tapi tak berkutik karena mayoritas semuanya adalah pendatang sedangkan si RT dan kroni-kroninya adalah keluarga besar serta penghuni asli wilayah tersebut.
Pemerintahan kecil macam desa saja pimpinannya sudah ruwet dan otoriter begini, lantas bagaimana saat dia menjabat lurah apalagi presiden nanti?????
Pastinya Korupsi akan membudaya, Inilah urut kacang sepak terjang beberapa ulah perangkat Negara yang hobi korupsi berjamaah mulai tingkat bawah sampai atas :
2.8 Kades wilayah Gresik yang tersangkut masalah korupsi termasuk penyelewengan beras miskin (Raskin)
3.Banyaknya Kepala Desa yang terlibat hukum akibat korupsi di magetan Jawa Timur
Dan masih banyak lainnya…
Yang paling parah adalah seseorang yang selalu menggunakan kekuasaannya untuk menyingkirkan orang lain agar tidak mengusili kebijakannya. Aneh tapi langka dan nyata… kepandaiannya memutar balikkan fakta adalah salah satu ilmu kanuragannya yang ampuh membuatnya bertahan. Mau ikutan korupsi gan???? Jangan segan mengajak saya…
Salam Kerakyatan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H