Mohon tunggu...
Aryo Reno Bhuwono
Aryo Reno Bhuwono Mohon Tunggu... -

Seorang pekerja lepas dan hobi menulis tentang kemasyarakatan...

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Brimob Polri Mendirikan MAKO Tetap di Paniai Paska Serangan

23 Desember 2011   02:22 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:52 1543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

[caption id="attachment_158383" align="alignright" width="261" caption="Illustrasi"][/caption] Brimob dalam Satgas Operasi Tumpas Matoa telah berhasil menduduki markas besar TPN-OPM Devisi II Makodam Pemka IVpimpinan Yogi di wilayah Paniai Papua barat. Dalam proses pendudukan tersebut brimob akan menjadikan bekas markas TPN-OPM sebagai markas tetap brimob mengingat letaknya yang strategis dan cocok di jadikan sebagai markas komando dan menjaga wilayah tersebut dari gangguan para pengacau keamanan.

Gerombolan TPN-OPM dalam setiap gerakannya dianggap masyarakat selalu merugikan dan membuat masyarakat setempat ketakutan. Itu dikarenakan TPN-OPM kerap kali meminta jatah kepada masyarakat lewat "tarikan-tarikan" liar seperti yang dilakukan GAM dengan pajak naggroenya dan tidak segan-segan melukai korbannya. Nantinya hasil tarikan tersebut akan di gunakan untuk mendukung gerakkan mereka selama berada di hutan belantara papua..

Seorang tokoh masyarakat setempat bernama Johanes Yogi meminta kepada satuan polri agar benar-benar menjaga keamanan didesanya paska penyerangan yang dilakukan oleh brimob terhadap TPN-OPM. Dia juga menyampaikan selama ini masyarakat desanya sering merasa ketakutan beraktifitas karena ulah para gerombolan TPN-OPM yang kerap kali merampas dan meminta paksa hasil tani mereka.

Sama halnya dengan yang disampaikan oleh seorang tokoh agama Pater .A yang mengharapkan terjaganya keamanan paska pendudukan wilayah yang dilakukan oleh brimob. Mereka juga khawatir terhadap aksi balasan yang akan di lakukan oleh gerombolan TPN-OPM ke desa mereka.

Markas gerombolan TPN-OPM wilayah Paniai diperkirakan berkekuatan sekitar 800 orang dengan dilengkapi senjata api dan MPO. Saat penyerangan dilakukan brimob menurunkan ratusan pasukan dan di kover oleh sebuah helikopter yang dilengkapi dengan senapan serbu caliber 7.62 mm milik brimob yang kemudian terbang diatas markas TPN-OPM untuk melakukan sergapan dan melindungi gerakan pasukan dibawahnya. Masyarakat yang sudah tahu akan adanya penyerangan oleh brimob di wilayah paniai memutuskan untuk mengungsi sementara waktu hingga serangan usai dilakukan.

Tidak ada korban jiwa diantara kedua belah pihak karena serangan dilakukan dengan professional, hanya seorang anggota brimob Brigadir Satu Supono yang mengalami luka tembak di bagian paha yang kemudian di larikan ke rumah sakit untuk menjalani perawatan.

Uniknya paska pengunduran TPN-OPM dari markasnya menuju hutan ternyata diketahui masih ada beberapa anggota TPN-OPM yang tinggal di tempat dan melakukan pembakaran terhadap rumah dan gedung pariwisata. Beberapa aksinya di gagalkan masyarakat yang mengetahui rencana anggota TPN-OPM. Setelah di selidiki pembakaran tersebut menggunakan sumbu kompor yang di ikat memanjang dilumuri minyak tanah agar bisa di bakar dari jauh dengan memanfaatkan rembetan api. Rencana bumi hangus tersebut tak lain agar timbul kesan bahwa brimob polri yang telah melakukan pembakaran.

Serangan yang dilancarkan polri di wilayah Paniai bertujuan untuk mempersempit ruang gerak TPN-OPM hingga akhirnya menyerah dan kembali menjadi masyarakat seperti biasa.

Langkah yang diambil Polri mendapat protes keras dari kalangan LSM HAM seperti KONTRAS, LBH, ALDP, SKPKC, KPKC dan Sinode GKI yang kemudian mengadukannya kepada KOMNASHAM agar segera melakukan pengusutan terhadap dugaan pelanggaran HAM berat di Paniai Papua Barat.

Sedikit klarifikasi, dalam serangan ke desa Paniai Papua Barat brimob polri tidak melibatkan TNI dalam penyerangannya seperti yang di laporkan oleh tim penggalang dari pihak OPM serta tidak adanya korban jiwa. Data serta daftar nama-nama korban yang di sebar oleh pihak OPM hanyalah rekayasa dan fiktif yang diduga untuk mencari dukungan suara dan menyudutkan Polri yang sudah menduduki markas TPN-OPM.

Saat ini masyarakat setempat sudah kembali beraktifitas seperti biasa dan berharap kedatangan Polri di wilayah itu mampu memberikan rasa aman bagi mereka dari gangguan gerombolan TPN-OPM yang kerap meminta upeti hasil tani mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun