Mohon tunggu...
Enggar Manah
Enggar Manah Mohon Tunggu... -

Melihat, Mendengar dan Merasakan

Selanjutnya

Tutup

Money

Konsumen adalah Raja.... Sejak Kapan

21 September 2012   11:11 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:03 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah tayangan di youtube tiba-tiba menggelitik pikiran saya, saat itu di youtube terlihat seorang bule yang sedang merekam bagaimana dia akan menghancurkan sebuah laptop yang telah dibelinya, namun ternyata setelah beberapa hari rusak dan pihak penjualnya sibuk menghindar dari tanggung jawab purna jualnya. Kekesalan konsumen tersebut sedemikian parahnya sehingga dia memutuskan bahwa dia berusaha mengabadikan dan memperlihatkan hal tersebut pada khalayak umum. Mungkin sekilas terlihat bodoh, tapi sebenarnya saya menganggap bahwa itu cara yang jelas untuk menunjukkan bagi pihak vendor tentang kesalahan utama mereka mengenai layanan atas produk yang telah mereka jual, sekaligus merupakan kampanye negatif bagi produk dari produsen yang bersangkutan.

Setelah melihat video tersebut saya jadi ingat tentang begitu banyaknya kekecewaan konsumen nasional atas layanan-layanan dan produk-produk nasional yang selama ini kita kenal. Sebagai contoh adalah sebuah BUMN di negara ini yang bergerak di bidang air minum, ada sebuah artikel yang mengutarakan kegusaran seorang pelanggan mengenai air yang telah berhenti selama 1 minggu, dia mengutarakan "1 minggu air tidak nyala mas, anehnya wong tidak nyala kok tetep aja kita suruh bayar, mending dikasih tau, dikabarin, ini sama sekali tidak, nasib kita lah mas konsumen, sering diapusi". Diartikel lain ada seorang pengguna layanan internet berbasis CDMA mengutarakan kekecewaannya "Saya itu langganan paket unlimited yang sebulan bro, saya berencana untuk menggunakannya untuk mengembangkan bisnis online saya, katanya EVDO 3,1 Mbps, lha kok 30 Kbps aja jarang dapet, maksudnya gimana itu?.". Dan masih banyak komplain tentang perusahaan-perusahaan yang jasa maupun produknya seolah-oleh berusaha menipu konsumennya.

Dalam pikiran saya, di negara ini apakah ada ya pihak atau lembaga yang berusaha membela hak-hak konsumen dengan benar, karena jujur aja saya pribadi juga mengalami sendiri beberapa masalah dengan produk-produk maupun jasa-jasa yang selama ini pernah dan masih saya pakai. Pertanyaan kemudian muncul "lha kenapa nggak pake produk lain?", bali saya balas "kalo njenengan bisa memberikan saya layanan yang beres saya ikut, tapi kalo sampe nggak beres berani anda ganti uang saya?". Sulitnya membela hak kita di negara ini bukanlah sebuah isapan jempol ternyata.

Saya cuma berharap suatu saat orang-orang di perusahaan-perusahaan besar yang produknya dipakai masyarakat secara masal itu mau memperbaiki layanan mereka, karena dengan layanan yang baik dengan mengedepankan konsumen berarti memberikan keuntungan juga kan buat perusahaan tersebut. Konsumen adalah raja... Sejak kapan itu ada dinegara kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun