Mohon tunggu...
H. Mat Nasir, S.Sos.
H. Mat Nasir, S.Sos. Mohon Tunggu... DPR/MPR RI -

Anggota DPR/MPR RI Fraksi Partai Demokrat Daerah Pemilihan JAWA TIMUR XI

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pancasila dan Ramadan

14 Juni 2017   13:53 Diperbarui: 14 Juni 2017   14:03 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sosialisasi Empat Pilar kali ini H. Mat Nasir S.Sos mengambil tema Pancasila dan Ramadhan, karena bertepatan dengan bulan Ramadhan agar hikmah dibulan Ramadhan dapat lebih dirasakan

Menurut H. Mat Nasir S.Sos Dalam konteks bulan Ramadhan, konsep Pancasila diaplikasin dalam kehidupan sehari-hari. Sila pertama bisa dikorelasikan dengan rajin dan tekunnya ibadah baik ibadah wajib (shalat lima waktu) maupun ibadah sunnah (shalat tarawih, witir, tahajud dan lainnya). Sila kedua bisa dikorelasikan dengan pelaksaan sedekah dan penyantunan anak yatim-piatu yang dilakukan secara rutin oleh kaum muslimin baik dalam hal materi maupun sekadar memberikan makan untuk berbuka puasa.

Sedangkan sila ketiga bisa dikorelasikan dengan proses menjalankan ibadah puasa bagi umat Islam yang beriman di bulan Ramadhan. Sila keempat bisa dikorelasikan dengan sikap toleransi antarkaum Muslim dan non-Muslim di Bulan Suci Ramadhan, sehingga tercipta kehidupan yang harmonis di antara keduanya. Sila kelima bisa dikorelasikan dengan perayaan hari raya yang notabennya hari tersebut ada pada setiap agama di hari-hari tertentu. Inilah bentuk manifestasi nilai- nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tanpa menafikan sisi religiusitas, sehingga identitas negara yang mulai dirumuskan dalam sidang BPUPKI pada 29 Mei sampai 1 Juni tersebut tidak menjadi menjadi sekadar dokumen usang.

Saat bulan Ramadhan, kondisi Negara Indonesia tidak terlalu carut marut. Sila pertama; Ketuhanan Yang Maha Esa dapat dipegang teguh. Keimanan seseorang lebih ditingkatkan saat bulan Ramadhan. Tindakan korupsi, kriminalitas dan kejahatan lainnya bisa diminimalkan.

Apabila kita menyoroti kasus korupsi, sesungguhnya tindakan tersebut juga bertentangan dengan sila kedua; Kemanusian yang Adil dan Beradab. Tindakan korupsi sangat jauh dari nilai kemanusian. Pasalnya, seorang koruptur hanya mensejahterkan dirinya sendiri, sebaliknya dia melupakan amanahnya untuk mensejahterkan rakyat. Akibatnya, banyak rakyat Indonesia yang menderita kemiskinan. Hal ini justru sangat bertentangan dengan nilai kemanusiaan.

Sedangkan sila ketiga; Persatuan Indonesia, seperti diketahui persatuan merupakan kunci utama untuk mempertahankan dan meningkatkan derajat negara Indonesia. Akan tetapi, faktanya banyak sekali warga Indonesia yang saling bertikai.

Sila keempat; Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawatan Perwakilan, sesungguhnya telah diaplikasikan melalui penerapan sistem demokrasi, sebagai contohnya adanya pemilihan umum (pemilu). Namun, lagi-lagi hal tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya, dalam pemilu banyak sekali kecurangan. Contohnya ketika pemilu 9 April, banyak sekali suara yang dibeli (money politic), sehingga kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan tidak berdasarkan mata hati lagi, melainkan berdasarkan mata uang.

Sila kelima; Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Ketika berbicara keadilan, tentunya menyangkut keseimbangan pemenuhan bagi seluruh rakyat Indonesia. Akan tetapi, kenyataannya kesenjangan masih berdiri kokoh dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Hal tersebut tentu sangat Ironis. Identitas negara yang diperjuangkan sejak 17 Agustus 1945 kini tidak diaplikasikan sebagaimana mestinya.

Padahal, ketika kita flashback terhadap perjuangan para founding father dalam mempertahankankan dan merumuskan identitas negara, tentu kita akan memahami betapa sulitnya masa perjuangan tersebut. Mereka harus melalui perjuangan yang sangat panjang.

Semangat kebangkitan nasional, yaitu mempertegas identitas negara (baca: Pancasila) melalui pengaplikasian nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara agar tercipta masyarakat yang adil dan makmur sesuai dengan cita-cita negara, bisa diwujudkan dan dipadukan dengan religiusitas saat Bulan Suci Ramadhan berupa amalan-amalan yang bermanfaat bagi nusa dan bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun