Plastik hitam turun dari sebuah bus yang berasal dari luar kota.
Turun dengan bantuan seorang bapak lewat jendela bus ekonomi sebelum memasuki terminal cicaheum.
Hmmmm… Selamat Datang di kota kembang, plastik hitam, sambut hujan yang masih rutin bersilaturahmi ke bumi pasundan.
Plastik hitam tersenyum dan langsung menepi dipinggi jalan. Pikirannya menerawang membahayangkan kesendiriannya di kota yang baru pertama kali dilihatnya.
Senyumnya pun mulai mengembang saat melihat beberapa kaleng, plastik, dan kertas terjun bebas seperti dirinya dari bus dan mobil lain yang masuk terminal.
“Aku Tidak Sendiri” tersirat dari senyumnya.
Matanya mulai melirik sosok manis di pojok sebuah toko oleh-oleh khas Bandung. sosok manis yang terlihat dengan corak bunga-bunga, hmmm.. sebuah
Tisu bekas tersipu malu dan salah tingkah saat dia tahu ada yang memperhatikan.
Dengan bantuan sang Air hujan Plastik hitamAkhirnya Plastik Hitam bisa mendekat berlahan ke arah Tisu. merekapun berkenalan dan terlihat semkin akrab. Hujan semakin deras dan menggiring mereka menuju sebuah “selokan”. Tidak hanya berdua, banyak dari warga setempat yang ternyata udah berkumpul di “selokan”.
Rupanya sore ini akan ada hajatan besar. Hajatan Sampah itu yang tergambar dari sebuah selokan.
Undangan telah di sebar. dari Perkumpulan Sampah rumah tangga (PSRT), Persatuan Sampah Pedagang (PSP), Paguyupan Sampah Baheula (PSB), dan Keluarga Besar Sampah Terminal (KBST). Plastik hitam dan Tisu sesampai di dekat selokan mereka harus mendaftar dulu PSPB (Persatuan Sampah Pendatang Baru).