Tuhan, peluk aku sebentar saja, berikan kehangatan dari hempasan angin malam, kerasnya kehidupan, dan badai gelombang hidup yang selalu datang silih berganti.
Sejujurnya aku sudah lelah menghadapi coletehan nafas jiwa-jiwa, aku bosan dikatakan tidak berguna, aku benci pada diri sendiri, ingin menangis apalah arti gunanya.
Tuhan, hanya Engkau tempat menengadah, bersimpuh, melepas segala gundah, meratapi kehampaan, bahkan berselimut kekecewaan dikala mereka menjauh tanpa berucap, dan aku tidak tahu apa alasannya.
Peluklah aku Tuhan, tak peduli walau sebentar saja, biar lega nafas siksaku.
Ah....benar kata orang tua, berhati-hati dalam berteman, ketika ada kejayaan, dari segala penjuru pasti datang berjabat tangan, namun, waktunya tiba kehancuran, siapapun hilang seperti di telan bumi.
Tuhan, pabila masih diijinkan bermunajat di atas sajadah lusuh ini, jangan KAU marahi yang menjauhiku, jangan KAU damparkan mereka di dermaga tak bertuan, tidaklah mengapa, diriku iklas walau perih melanda
Surabaya, 10 Januari 2023
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI