Bila boleh aku jujur
Rasanya tidak bisa melupakan
Lincah sikap manjamu
Yang dari waktu ke waktu
Membuatku selalu merindui kemesraan itu
Tapi aku sadar
Siapa akan tentang diri ini
Hanya seorang anak keluarga miskin
Yang tentunya tidak mungkin bersanding
Sebab pangkat derajad sebagai patokan mencintai
Rumahku berdinding gedek
Tidurpun beralas tikar
Tidak sepertinya dalam kemewahan
Ketika lelap berselimut sutra
Di kasur empuk, beda jauh denganku di dipan bambu
Aku hanya bisa berdoa
Engkau bertemu kebahagiaan
Mendapatkan ketrentraman bersamanya
Senyum indah dari seraut wajah orang tuanmu
Dan maafkan, biarkan (ku)menjauh sebelum hina berkepanjangan; menerpa
Surabaya 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H