Bata ringan mulai banyak dikenal setelah diproduksi secara massal dan komersial oleh Jozef Hebel di Jerman pada tahun 1943. Hingga saat ini pun, bata ringan AAC bermerek Hebel menjadi salah satu brand yang paling populer dan banyak digunakan di berbagai belahan dunia. Di Indonesia sendiri, bata ringan mulai dikenal pada pertengahan dekade 90-an, tepatnya di tahun 1995. Material ini awalnya diproduksi sebagai alternatif pengganti bata merah dan beton yang dianggap lebih ekonomis, tetapi tak kalah kokoh dari jenis material lainnya.Â
Salah satu perusahaan yang memproduksi Bata ringan di indonesia adalah PT.Citicon Nusantara Industries. PT.Citicon Nusantara Industries merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri manufaktur bahan bangunan. Yang berlokasi di Kabupaten Mojokerto Tepatnya di Jl. Raya Pacet KM 3, Jatilangkung Pungging, Â Mojokerto 61383 Jawa Timur, Indonesia. Beberapa produk yang diproduksi oleh PT.Citicon Nusantara Industries adalah dinding pengisi(Bata ringan), struktur lantai, dan ragam semen instan. Dalam proses produksi terdapat beberapa lantai kerja diantaranya Ballmill, Mixing, Curring, Crane 1, Cutting, Crane 2, Autoclave, Boiler, Crane 3, Crane 4, dan Packing. Dan setiap lantai kerja memiliki waktu siklus pekerjaan yang berbeda-beda, untuk meningkatkan kapasitas produksi waktu siklus pada setiap lantai kerja harus diketahui dengan tepat agar dapat diketahui dimana lantai kerja yang memiliki waktu pekerjaan yang paling lama yang nantikan akan dilakukan perbaikan agar kapasitas produksi dapat meningkat.Â
Produsen Bata Ringan di indonesia untuk saat ini sangat banyak, dan menyebabkan persaingan yang sangat ketat di pasar. Agar produk Bata Ringan Citicon dapat terus bersaing di pasar maka kepuasan pelanggan adalah harga mati yang harus terus dipenuhi oleh PT.Citicon Nusantara Industries. Salah satu faktor penting yang menjadi tolak ukur dari kepuasan pelanggan adalah Harga yang kompetitif, dan untuk dapat menekan harga jual produk maka PT.Citicon Nusantara Industries perlu melakukan beberapa efisiensi agar HPP dari produk dapat turun yang pada akhirnya dapat menurunkan Harga jual dari produk.
Dari hasil pengukuran waktu kerja yang telah dilakukan pada proses produksi Bata ringan terdapat 2 lantai kerja yang waktu siklusnya paling cepat yaitu lantai kerja crane 3 dan lantai kerja crane 4. yang artinya pada kedua lantai kerja ini beban kerjanya masih kurang, sehingga waktu kerja karyawan menjadi tidak efektif. jika waktu kerja kedua lantai kerja tersebut dijumlahkan dan hasilnya masih sedikit lebih cepat dari beberapa lantai kerja pada proses produksi yang lain. maka kedua lantai kerja tersebut dapat dijadikan satu, agar tercipta keseimbangan lintasan waktu pada proses Bata ringan.
Untuk hasil pengukuran waktu kerja yang paling lama pada proses pembuatan bata ringan terdapat pada lantai kerja Packing dan lantai kerja Autoclave. agar hasil produksi dapat meningkat maka kedua lantai kerja ini waktunya harus dipercepat, dari hasil Analisa dilapangan berikut adalah penyebab dan penanganan yang dapat dilakukan agar waktu siklus pada lantai kerja Packing dan Autoclave dapat menjadi lebig cepat.
PACKING
Penyebab waktu siklus Packing lama
- Kedisiplinan karyawan packing masih rendah
- Proses packing dilakukan secara manual
- Terdapat sisa potongan dibagian paling bawah
Penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah pada lantai kerja Packing
- Meningkatkan kedisiplinan karyawan bagian Packing
- Melakukan Inovasi mesin, yaitu membuat/memasang mesin packing otomatis
- Mengaktifkan kembali mesin untuk membuang sisa potongan  yang paling bawah