Setiap hari saya berangkat kerja dan pulang kerja selalu melalui jalan raya Cileungsi terus masuk tol Cibubur, tol dalam kota, Jl. Tamrin. Namun disela-sela jam kantor saya juga sering keluar kantor untuk suatu keperluan. Ada yang menggelitik di hati saya sehingga saya memberanikan diri utnuk menulis di kompasiana ini. Dari pengatan saya, Pertama, Setiap hari terutama pagi hari di jl. tol mulai masuk tol Cibubur sampai TMII selalu terjadi kemacetan, hal tersebut disebabkan adanya penambahan badan jalan yang semula 3 lajur menjadi 4 lajur. Sekarang ini, sebagian lajur sudah dibuka untuk 4 lajur. Tetapi masih sering terjadi kemacetan. Setelah saya amati ternyata sumber kemacetan terjadi karena jembatan di Ciracas belum jadi. Kedua, Dari arah Cibubur Junction, setiap hari selalu ada pengendara sepeda motor yang tanpa sengaja masuk ke jalan tol. Dari pengamatan saya, ternyata petunjuk arahnya terlalu dekat dengan percabangan jalan, disamping itu petunjuk arah tersebut tertutup ranting dan daun pohon yang ada disitu. Ketiga, Saat ini sedang di bangun pelebaran jalan Nagrak-Cibubur. Pada pembangunan pelebaran jalan di depan Junction Cibubur menggusur beberapa meter lahan Rumah sakit Olahraga, sehingga harus menghancurkan pagar besi dan Pintu Gerbang yang baru di bangun dan belum digunakan. Bahkan pagar lamapun (pagar BRC) belum sempat dibongkar.
Dari pengamatan saya tadi, bahwa perencanaan pembangunan di jalan tersebut (Cibubur) diatas kurang baik dan serampangan. Seharusnya, sebelum penambahan badan jalan tol, jembatan sudah dipersiapka terlebih dahulu. sehingga tidak menimbulan kemacetan seperti sekarang ini. Untuk kasus penempatan petunjuk jalan di depan Cibubur Junction, seharusnya jangan ditempatkan ditempat sekarang ini, tapi agak jauh dari percabangan jalan tersebut, sehinga pengendara sepeda motor tidak kesasar masuk jalan tol.
Untuk kasus pembangunan jalan Nagrak-Cibubur ini secara materiel benar-benar merugikan negara, paling tidak 300 juta, mengingat pembangunan tersebut harus membongkat pagar besi sepanjang 100 meter dan 1 buah Pintu Gerbang yang masih baru, bahkan belum terpakai.
Dari kasus diatas menunjukkan bahwa perencanaan pembangunannya kurang matang dan terkesan tergantung mood dari pimpinan saja. Kalau dirasa perlu dibangun maka dibuat rencana pembangunan, bukan dibuat jauh-jauh tahun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H