Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pengajar yang Tak Terlupakan

3 November 2015   19:34 Diperbarui: 3 November 2015   19:54 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hari itu cuaca begitu cerah setelah beberapa hari hujan mengguyur kota. Pak Randy bersegera menuju ruang kelas untuk mengajar mata kuliah yang ia asuh. Begitu tiba di di ruangan mahasiswa telah berada di kursi masing-masing. Tanpa menunggu lama pak Randy mengawali mata kuliah dengan memberikan feedback berkenaan tugas minggu lalu yang ia beri ke mahasiswa. Tak lama setelah itu ia pun memulai untuk mmeberikan materi baru. Mahasiswa diarahkan untuk duduk berkelompok dan diberikan tugas untuk membuat sebuah karangan dalam bahasa inggris tentang kejadian di semester lalu yang mereka tidak bisa lupakan. 

Sementara anggota kelompok berdiskusi, salah seorang dari setiap kelompok diwajibkan untuk berada dakam satu grup untuk diberikan materi baru dan mereka akan bertugas sebagai guru untuk menjelaskan materi tersebut ke anggota kelompok yang lain. Waktu berjalan begitu cepat tanpa terasa 30 menit berlalu. Anggota kelompok terlihat sedang menulis karangan mereka dan sebagian lainnya masih berdikusi. Para perwakilan kelompok kemudia kembali ke kelompoknya untuk menjelaskan materi yang mereka dapat dari pak Randy. Sementara itu tugas karangan mereka kumpulkan ke meja pak Randy di depan kelas.

Pak randy mulai mengecek karangan mereka dan memperbaiki kesalahan penulisan dan tata bahasa. Tak disangka tiga dari karangan kelompok berisi tentang cerita seorang dosen yang mereka anggap "killer" dan membuat mereka sulit memahami mata kuliah yang dibimbingnya. Setelah selesai mengecek hasil karangan semua kelompok pak Randy membagikan karangan semula ke setiap kelompok. Pak Randy mulai menjelaskan kesalahan yang dibuat kelompok dengan menjelaskan satu persatu di masing-masing kelompok.

Karena penasaran tentang apa yang mereka tulis pak Randy sengaja bertanya kepada anggota kelompok kenapa mereka menulis pengalaman tentang dosen yang mereka anggap "killer". Lantas beberapa mahasiswa memberi tanggapan bahwa sebenarnya dosen tersebut pandai tapi metode yang beliau gunakan dalam mengajar tidak mudah dipahami mahasiswa. Alhasil, hampir 80% mahasiswa di ruangan membencinya. 

Beberapa dari mahasiswa berujar bahwa mata kuliah itu menjadi mata kuliah yang paling mereka benci karena pengalaman yang buruk dengan tugas yang begitu sulit. Pak Randy begitu terkejut mendengar penjelasan mahasiswa di rungan, ia tak menyangka bahwa mahasiswanya akan menulis karangan tentang dosen yang mereka benci. Ini secara tidak langsung menjadi pelajaran berharga bagi pak Randy sebagai dosen. Terkadang cara mengajar yang kurang baik meninggalkan bekas di memori mahasiswa sehingga mereka tidak bisa melupakan kenangan buruk tersebut. 

Pak Randy pun berpesan, jika kalian tidak meyukai cara seseorang mengajar maka cukup simpan itu di ingatan kalian saja, biarkan ia menjadi kenangan pahit. Terkadang seorang yang berilmu banyak belum tentu mampu menjelaskan dengan baik, dan bisa jadi seorang yang memiliki ilmu yang sedikit mampu menjelaskan dengan sempurna. Cukup jadikan sesuatu menjadi pengalaman agar kita semua dapat megambil hikmah dari orang lain dan berusaha menjadi orang yang lebih baik. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun