Ketika seorang anak manusia lahir ke dunia ada dua jalur informasi masuk kedalam otak. Â Pertama melalui kesadaran penuh (conscious mind) dan kedua tanpa disadari (unconscious mind). Â Uniknya tahapan pertama hanya menyerap 10% informasi sedangkan pada tahap kedua hampir 90% informasi tersimpan. Intinya, tiga tahun pertama masa perkembangan anak informasi hanya terjadi pada tahapan kedua, Â atau secara singkat semua informasi terserap melalui alam bawah sadar melalui tiga tahapan yaitu melihat, Â menyerap, Â dan menerapkan.Â
Hal lain yang sangat menarik adalah hampir 100% informasi diserap oleh seorang anak pada masa 3 tahun pertama hinggap di dalam pikiran bawah sadar tanpa saringan (filter). Â Artinya semua yang dilihat anak akan melekat menjadi informasi dan tersimpan di memori tanpa memilah mana yang penting dan tidak, Â berbeda dengan orang dewasa. Â Filter pada seorang anak hanya akan mulai berfungsi ketika mereka beranjak menjadi remaja dan akan benar-benar berfungsi kuat disaat menuju umur 14 keatas. Â Jadi, Â apapun yang mereka lihat pada tahap 1-3 tahun akan menjadi sumber ilmu utama(primary knowledge). Â
Jangan heran ketika seorang anak sangat mudah meniru apa yang ia lihat dan dengar tanpa menilai positif atau negatif. Â Ini disebabkan sistem filter belum bekerja atau aktif secara sempurna. Â Sistem filter ini akan mulai bekerja pada tahapan umur diatas 3 tahun. Â Sayangnya banyak sekali orang tua yang lalai memberikan contoh baik pada umur 1-3 tahun, Â kebanyakan malah memberikan contoh buruk yang akhirnya menjadi sumber ilmu pertama anak sehingga mereka mencapai tahapan menerapkan (applying).Â
Nilai-nilai moral pada anak terbentuk di usia dini mulai dari semenjak ia lahir, Â bahkan beberapa penelitian dalam ilmu psikologi membuktikan semenjak umur 3 bulan dalam kandungan anak sudah mulai belajar merespon dari dunia luar melalui ibunya. Tidak sedikit penelitian menunjukkan bahwa seorang ibu yang emosinya tidak stabil dimasa kehamilan akan menyebabkan efek samping pada anak ketika ia dewasa kelak. Â Hal ini menjadi refleksi penting bagi orang tua untuk menyadari pentingnya menjadi sosok figur yang patut di contoh oleh anak (role model)Â
Kebiasaan mendidik yang salah biasanya terjadi karena ketidaktahuan orang tua bahwa informasi yang diserap anak tersimpan lebih banyak di pikiran bawah sadar(unconscious mind). Uniknya nilai-nilai moral akan tertanam di bagian ini bukan pada  bagian pikiran sadar (conscious mind) seorang anak.  Semakin sering seorang anak melihat contoh yang jelek maka contoh tersebut akan menjadi hal pertama yang ia lakukan (apply).  Nah,  saat hal negatif direkam di pikiran bawah sadar maka akan sulit di hapus dikemudian hari.
 Makanya seorang anak yang tumbuh di lingkungan negatif akan sangat sulit diubah.  Semua sumber informasi yang terekam di pikiran bawah sadar akan menjadi kepercayaan (belief)  yang akan terbawa ketika ia dewasa.  Dalam Kasus tertentu banyak sekali anak yang besar dalam keluarga yang rusak (broken home) akan berefek pada perkembangan psikologi anak ketika mulai beranjak dewasa.  Semua ini menjadi sumber masalah yang akan menghambat (impede)  perkembangan anak dalam beberapa hal termasuk bagian pekerjaan (career),  belajar (learning),  bahkan interaksi sosial (social interaction). Parahnya hal kecil yang bermula dari pola didik yang buruk akan berefek dalam jangka panjang dan sangat sulit untuk di ubah.Â
If parents know nothing how to educate, Â they will generate worse future generations. Â Children observe, Â absorb and apply. Â So give good examples and behave appropriately. Â Your kids are the reflection of yourself.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H