Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Celotehan Ibu, Faktor Utama Perkembangan Kognitif pada Anak

8 Juli 2016   12:44 Diperbarui: 6 Januari 2023   17:17 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Kemarin selagi berselancar di dunia maya saya menemukan sebuah artikel menarik yang dipaparkan melalui koran online Harvard, sebuah kampus yang tak asing lagi di telinga setiap orang. Bagi saya artikel ini sangat menyentuh karena bahasannya yang sangat menarik bagaimana komunikasi orang tua dengan anak merupakan kunci utama perkembangan otak anak di usia belia. 

Hal ini unik karena kebanyakan orangtua menganggap berbincang atau berceloteh dengan anak di awal masa kelahiran tidak berpengaruh besar bagi perkembangan anak, nyatanya disinilah terletak rahasia besar yang sedikit orang mampu memaknai secara positif.

Artikel yang ditulis oleh Bari Walsh, seorang pakar pendidikan dan komunikasi Harvard, mengandung bebarapa nilai yang penting diketahui oleh orangtua yang memiliki anak. Menurutnya, untuk tumbuh berkembang dan belajar seorang bayi membutuhkan komunikasi yang cukup dengan orang sekitarnya, dalam hal ini ibu dan ayah punya peran utama. 

Reaksi yang ditimbulkan dengan keterlibatan orantua ketika berkomunikasi dengan anak layaknya asupan makanan yang dibutuhkan untuk tumbuhnya jaringan otak, bahkan lebih dari itu, komunikasi timbal balik orangtua dan anak mampu memacu kemahiran berbahasa sang anak, kemampuan membaca dan menulis, kesiapan untuk menerima pendidikan formal, dan kemantapan sisi sosial serta emosional.

Penelitian ini memaparkan hasil yang sungguh memilukan, rata-rata anak yang hidup di keluarga kurang mampu (low-income family) mendengar 30 juta kata lebih kurang dibandingkan mereka yang hidup di keluarga berkecukupan (upper-income family) dan memiliki kosakata lebih sedikit. 

Meskipun demikian, Meredith Rowe, pakar pendidikan universitas Harvard mengatakan kualitas percakapan lebih penting dari kuantitas kata-kata yang dipakai saat interaksi. Artinya, seorang ibu perlu mengetahui cara berinteraksi dengan baik dengan bayinya, bukan hanya sebatas mengajak bayi berbincang dengan jumlah kata-kata yang banyak sehingga bayi tidak mendapatkan interaksi sehingga respon balik tidak terjadi. Dalam hal ini Barry Zuckerman, dokter anak di Boston membagi beberapa tahapan menyangkut apa-apa saja yang perlu dibicarakan dengan anak berdasarkan tingkatan umur mereka. 

1. Umur 1-6 bulan : Bayi Mulai Merespon

pada tahapan ini bayi baru mampu meniru suara dan ekspresi wajah dari orang yang mengajak bicara. Intinya, pada saat ini bayi tidak bisa merespon gaya bicara orang dewasa dengan nada datar. Bayi di umur 6 bulan hanya mampu menangkap beberapa kata yang dikaitkan dengan ekspresi wajah si pembicara. 

Makanya penting bagi ibu atau Ayah untuk memperlihatkan ekspresi wajah ketika mengajak komunikasi anak pada tahap ini. Jangan mengajak berbicara layaknya orang dewasa, tapi fokuslah pada kata perkata dengan senyuman dan raut wajah yang membuat bayi mau merespon balik dengan caranya tersendiri. 

 2. umur 6-18 bulan : Bayi Mulai Menyerap Bahasa

pada tahap ini bayi mulai menyerap kosa kata secara cepat, ibarat spon yang mampu menyerap air. Ia mulai memahami kata-kata dengan baik dan sangat cepat. Mereka mampu menunjuk ke arah hidung bahkan lebih cepat sebelum mereka tahu itu adalah hidung. Pada tahap bayi akan belajar banyak dari interaksi sosialnya dengan siapa saja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun