Angin musim semi masih membawa hawa dingin. Daun-daun hijau mulai bermekaran dari puluhan pohon di sekeliling kampus. Sabtu yang cerah untuk menikmati suasana sekitar.
Kami bertiga melihat ke arah stadion dari jendela apartemen. Sepertinya berjalan kaki kesana sebuah ide bagus di akhir pekan. Kebetulan tidak ada jadwal kunjungan dari pihak kampus, jadilah kami perlahan menuju ke arah stadion.
Melewati perumahan warga, kami disuguhi pemandangan menarik. Rumah-rumah yang baru dibangun berjejer dengan pola yang sama.Â
Puluhan pohon tidak lupa ditanami di sekitar perumahan. Saya belajar banyak tentang lingkungan selama berada di kota Columbia. Jalan kaki 6-10 kilometer setiap hari melewati pepohonan yang asri. Petugas kebersihan yang bekerja di awal pagi, menyapu jalan dari dedaunan dan debu. Pemandangan alam yang memukau.
Sepanjang perjalanan dari apartemen, kami menyaksikan tata kota yang baik. Rumah-rumah di Amerika sebagian besar tanpa pagar. Tidak ada dinding pembatas antar rumah. Mobil-mobil berjejer di sepanjang jalan di komplek perumahan.Â
Setiap kota memiliki kebijakan berbeda yang diatur terpisah oleh pihak berwenang. Oleh karenanya, aturan parkir pun bisa berbeda di berbagai tempat. Termasuk area perumahan yang kebanyakan bebas parkir, tapi tetap aman.
Saat mendekati area stadion, pemandangan berubah seketika. Bangunan besar berdiri gagah tepat di depan kami. Inilah tempat yang sering kami lihat dari kejauhan lantai atas apartemen. Setelah berjalan cukup lama, kami akhirnya tiba di lokasi.
Williams-Brice stadium terletak di kota Columbia. Disini, kampus terbesar negara bagian Carolina Selatan berdiri. Kampus yang luas dan asri, khususnya di musim semi.Â