Setiap rumah tangga pasti memiliki limbah dapur. Sebagian besarnya tergolong sebagai sampah organik basah berupa sisa sayuran, kulit buah dan atau bahkan buah yang telah membusuk.Â
Sampah organik ini jika tidak dikelola dengan baik akan menghasilkan bau tidak sedap. Sebaliknya, dengan manajemen kompos akan dihasilkan pupuk organik terbaik.Â
Kita mungkin tidak menyadari betapa banyak sampah yang sebenarnya bisa dikelola dari dalam rumah. Limbah dapur dari hasil memasak, sisa makanan, dan buah mudah untuk dirubah menjadi zat bermanfaat.
Namun dari itu, kita butuh usaha untuk membangun kesadaran penuh dari lingkup terkecil yakni rumah tangga. Hampir 90% sampah dimulai dari dalam rumah. Sampah-sampah ini seringnya menumpuk dan meninggalkan bau menyengat.Â
Padahal, limbah sisa dapur menawarkan banyak manfaat untuk sebuah ekosistem tumbuhan. Bagi sebagian orang, sampah organik berakhir tanpa manfaat. Seringnya dibuang begitu saja dan dicampur bersama sampah kering yang sulit terurai.
Memilih dan memilah sampah mesti dijadikan kebiasaan dalam rumah tangga. Sampah basah dan sampah kering harus dikelola dengan benar agar tidak tercampur. Hal ini juga mempermudah kerja para pengangkut sampah. Bukankah itu sebuah kebaikan?
Kalau saja setiap rumah mau membangun kesadaran akan sampah, tentu jumlah sampah bisa berkurang secara sistematis.Â
Tata kelola sampah rumah tangga sewajarnya diajarkan pada anak-anak sedari kecil. Misalnya, mulai dari hal sederhana memisahkan sampah dalam piring, sisa makanan dan buah ke dalam satu wadah.
Lalu, semua sampah basah yang terkumpul ditempatkan dalam karung, pot atau media lain untuk kemudian dicampur tanah. Sesimpel itu saja!. Setiap kali limbah dapur terkumpul segera masukkan ke wadah kompos dan kembali disirami tanah diatasnya.