Guru Menghabiskan Waktu vs Guru Memanfaatkan Waktu, Apa Bedanya?

Guru seperti ini identik senang memberi tugas, tapi tidak memahami tujuan dari tugas yang diberikan. Alhasil, murid hanya belajar sedikit atau bahkan sama sekali tidak memahami apa yang mereka kerjakan. 

Ada juga guru yang memberikan tugas tanpa petunjuk jelas. Pokoknya, kerjakan halaman ini dan itu, lalu kumpulkan untuk ditanda tangan. Jika demikian, apa fungsi tugas itu sendiri? apakah sekedar menghabiskan waktu luang?

Guru yang baik sepatutnya mendesain proses pembelajaran secara terstruktur. Berapa waktu untuk menjelaskan materi, menguatkan materi, dan melakukan penilaian pada siswa. 

Proses pembelajaran mesti direncanakan agar waktu pembelajaran terpakai maksimal. Maknanya, aktivitas dalam kelas bukan sekedar menghabiskan waktu, namun lebih kepada memanfaatkan waktu. 

Guru-guru harus terbiasa untuk memanfaatkan waktu dalam ruang kelas. Dengan begitu, anak murid terdorong untuk aktif terlibat dengan aktivitas pembelajaran yang interaktif. 

Jangan sampai siswa hanya berada di kelas, tapi tidak memahami kenapa mereka berada dalam kelas. 

Pun demikian, proses pembelajaran sangat mungkin dilakukan di luar kelas dengan media alam. Intinya, desain pembelajaran harus mengedepankan pemahaman terhadap materi yang diajarkan. 

Manakala fokus siswa lebih mudah terbentuk di luar kelas, guru sangat mungkin menyesuaikan dan mengajar dengan media alam. Contohnya, materi biologi, kimia dan fisika selalu berkaitan dengan unsur yang ada di alam. 

Namun, perencanaan pembelajaran perlu dibangun dengan konsep pemanfaatan waktu yang baik. Jangan sampai belajar di luar kelas menjadi ajang menghabiskan waktu belaka. 

Tidak mudah menjadi guru. Guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Begitulah peribahasa yang lumrah didengar. Murid belajar dari apa yang dicontohkan. 

Kalau guru mengajar hanya untuk menghabiskan waktu, maka bersiaplah untuk menghasilkan murid yang tidak paham cara memanfaatkan waktu.