Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Menilik Pentingnya Kurikulum Kebencanaan di Sekolah Indonesia

19 September 2024   10:12 Diperbarui: 19 September 2024   17:48 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bencana alam tsunami | via AI Freepik.com

Penduduk Indonesia belum secara menyeluruh mendapatkan edukasi terarah dan terstuktur tentang bencana dan mitigasi bencana. Parahnya lagi, provinsi yang berpotensi mengalami bencana masih relatif santai dan tidak memahami konsekuensi bencana kedepan.

Program pemerintah umumnya hanya menyentuh proyek pembangunan. Sementara penyediaan akses pada pemahaman bencana masih minim. Ketika bencana datang, masyarakat belum mampu mengambil inisiatif yang terukur untuk upaya keselamatan. 

Artinya, edukasi tentang bencana alam hanya menyentuh beberapa golongan saja. Itupun berkisar pada orang-orang yang dianggap perlu memahami masalah kebencanaan dan bertanggung jawab ketika bencana terjadi.

Masyarakat umum, khususnya anak-anak di bawah 17 tahun masih sangat awam tentang potensi bencana alam. Terkadang sebagian mereka mendapat informasi dari bacaan, sisanya berdasarkan pengalaman orang tua dan cerita teman.

Padahal, pemahaman bencana wajib diajarkan di sekolah dan pelatihan mitigasi bencana mutlak diperlukan. Jika pemerintah fokus pada sekedar memberi insruksi lewat televisi dan media sosial, maka masyarakat gagal untuk mengambil tindakan preventif.

Contoh yang saya ceritakan di awal tulisan ini mungkin saja satu dari sekian banyak betapa kurikulum kebencanaan wajib diimplementasikan pada ranah pendidikan dasar sampai menengah atas. 

Rancang Kurikulum dan Jurusan kebencanaan

Berapa  jumlah kampus di Indonesia yang memberi opsi manajemen kebencanaan? jumlahnya masih sedikit! padahal, dengan letak geografis yang diapit lempeng tektonik, Indonesia rawan mengalami bencana alam. 

Sebut saja gempa bumi sebagaimana yang menimpa Aceh 2004 lalu. Saya melihat langsung betapa Aceh berduka ketika kehilangan 300 ribu orang karena gempa skala besar disertai tsunami. Beberapa saudara dekat dan teman tidak luput dari terkaman air ganas dikala itu. 

Di provinsi lain, gempa bumi juga merengut ribuan nyawa jika diakumulasi setiap tahun. Belum lagi akibat tanah longsor, banjir dan angin kencang yang siap terjadi kapan saja. Adakah masyarakat terdidik untuk mengantisipasi itu semua?

Kurikulum kebencanaan tidak boleh dianggap ringan. Anak-anak sejak kecil perlu diajarkan tentang alam dan potensi bencana. Tentu bukan sekedar memahami jenis-jenis becana alam dan penyebabnya, melainkan mampu bertindak dan berpikir kritis menanggulangi becana perorangan atau secara berkelompok. 

Dimulai dari mempersiapkan guru-guru yang berwawasan luas tentang alam Indonesia. Dengan media jurusan manajemen kebencanaan, calon guru dipersiapkan, dididik, dan dilatih mengenai mekanisme kebencanaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun