Seiring waktu, masyarakat tidak lagi bergantung pada sumber air yang dikeluarkan sumur ini karena sudah memiliki sumur masing-masing di setiap rumah.
Bagi saya pribadi, sumur ini menjadi bukti sejarah beberapa generasi masa lalu. Sayangnya, kondisi sumur tidak terawat maksimal walaupun masyarakat tetap mengandalkan air dari sumur ini untuk kebutuhan kegiatan kemasyarakatan.
Di desa-desa, banyak sekali bukti sejarah yang tidak terdokumentasikan. Sumur-sumur tua yang berumur puluhan atau ratusan tahun tergerus zaman.Â
Namun, sumber air di dalamnya tidak hanya memberi kehidupan bagi beberapa generasi. Ada kisah-kisah menarik yang mungkin saja terlewatkan karena tidak ada yang menuliskan.Â
Contohnya seperti sumur tua Kawamoto Dragon yang saya kisahkan ini. Sumber air bagi beberapa generasi dengan sejuta kisah yang terlupakan. Bahkan, sumber air sumur ini memberi kehidupan bagi ribuan orang yang berada di sekitar.
Apakah Kawamoto Dragon satu-satunya produk yang diandalkan saat itu? saya tidak bisa menjawabnya disini. Boleh jadi ada kisah orang-orang Jepang di area ini saat mereka menjajah Indonesia.Â
Saya pernah mendengar kisah orang Jepang dari cerita ayah. Tahun 70 an ayah mengandalkan sepeda menuju kota Banda Aceh, mengayuh sepeda sejauh 40 km pulang pergi. Butuh waktu 2-4 jam baru tiba di tempat tujuan dengan kondisi jalan yang berbatu saat itu.
Mungkinkah pompa ini dibawa langsung dari Jepang? ah rasanya terlalu berlebihan jika saya berhipotesa demikian. Biarlah saya mencari tahu suatu saat nanti langsung dari orang Jepang. hehe.
Cukup sekian cerita hari ini!
***
[Masykur]
Senin, 3 Juni, 2024