Naiknya UKT di beberapa kampus memicu demonstrasi di pihak mahasiswa. Masalah pendidikan semakin kompleks dilihat dari sisi supply dan demand.Â
Kebutuhan akan ijazah sebagai alat tukar mulai meresahkan jiwa orang tua. Pendapatan orang tua tidak lagi dapat mengimbangi biaya di level universitas. Sementara itu, biaya hidup terus naik mengikuti tren gaya hidup dewasa ini.
Ijazah mungkin tidak lagi menjadi patokan kesejahteraan. Idealnya, proses transfer ilmu di universitas berjalan dengan asas manfaat. Faktanya, semakin tinggi level pendidikan, kontribusi pada masyarakat tetap sama.Â
Iuran kuliah yang berpatokan pada penghasilan orang tua ternyata memperburuk keadaan. Pegawai dengan gaji pas-pasan terpaksa menggadaikan barang untuk biaya kuliah anak.Â
Apakah pendidikan hari ini sudah tergadaikan?
Tempo membuat ilustrasi unik di halaman depan edisi 27 Mei-2 Juni 2024. Seseorang sedang menaikkan bendera dengan uang seratus ribu pada tali sebagai pengganti bendera merah putih. Judul besar tertulis "Kampus (BELUM) Merdeka".
Ilustrasi ini sangat deskriptif akan kondisi universitas hari ini. Slogan kampus merdeka boleh jadi hanya omong kosong. Calon mahasiswa semakin terjajah dengan kenaikan UKT. Jangankan merdeka belajar, merdeka makan saja belum terbukti.Â
Dimana peran pemerintah?
Manajamen kampus publik dan swasta perlu dikaji ulang. Skema pendanaan dan alur transaksi dana mesti dipublikasi ke publik. Jika kampus kekurangan dana, apa penyebabnya?
Standar pengelolaan kampus sebaiknya dibuat sama, termasuk manajemen keuangan. Alokasi dana dari pemerintah juga semestinya dipaparkan ke publik secara transparan.Â