Pensiun bukan hanya kata yang patut disematkan pada pekerjaan. Ternyata, dalam dunia lari sepatu pun bisa dipensiunkan. Saya sendiri baru mengenal istilah ini saat mulai latihan lari setahun yang lalu.Â
Hari ini perjalanan lari saya sudah di angka 407 km. Sepatu yang saya kenakan selama ini sebentar lagi akan segera dipensiunkan. Jika merujuk pada jarak yang direkomendasikan, maka sepasang sepatu layak dipensiunkan di angka 560 km.
Ya, sebenarnya tergantung pada jenis sepatu juga. Setiap merek sepatu memiliki kualitas berbeda. Semakin baik kualitas sepatu, semakin lama bisa dipakai karena faktor ketahanan.
Sepatu lari yang baik harganya juga lumayan, bersikar 2-6 jutaan. Â Saya sendiri masih memakai sepatu harga ratusan. Selain karena tidak ingin membeli, harga segitu cukup menguras isi dompet. haha ^-^.
Saat pertama kali lari, jarak 1 km terasa begitu melelahkan. Seiring waktu dengan selalu konsisten lari 3-4 kali/minggu, saya sampai kaget melihat total jarak lari sudah melewati angka 400 km.
Ternyata sesuatu yang sulit di pikiran tidaklah sesulit di lapangan. Saya memaksa diri untuk terus konsisten lari dengan target tetap sehat 20 tahun kedepan (jika Allah memanjangkan umur saya).
Kalau saya mengikuti tren hidup masa kini, boleh jadi saya hanya bergerak paling jauh 5 km per minggu. Sebuah angka yang amat membahayakan bagi tubuh apalagi dengan konsumsi makanan tidak sehat.
Jadi, lari pagi sudah menjadi gaya hidup yang akan saya jaga sampai tua. Bagi saya pribadi, hidup sehat sejatinya mudah dan murah dengan aktif bergerak. Namun, butuh kemauan keras dan konsisten menjaga kebiasaan lari.
Kalaupun tidak lari, tubuh kita harus dibiasakan berjalan setidaknya 3000 langkah per hari. Sekurang-kurangnya kita harus memaksakan diri untuk berjalan 1.5 jam per minggu. Itu belumlah cukup, tapi sudah lebih baik daripada duduk berjam-jam atau tiduran sepanjang hari.