Saat ini, ada ribuan sumber belajar bahasa Inggris dengan mengakses Youtube. Waktu belajar sebenarnya bisa dipangkas jika saja sumber yang dipakai akurat.
Akurat disini bermakna tepat sesuai level. Contohnya, seseorang yang baru belajar bahasa Inggris tidak dibolehkan memakai materi yang setingkat diatas kemampuannya. Kenapa? karena kemampuan otak mengaitkan input yang masuk belum terbentuk.
Oleh karenanya, belajar bahasa asing haruslah dengan mengevaluasi kemampuan diri lebih dulu untuk menentukan level yang tepat.
Nah, kurikulum di sekolah tidak menfasilitasi ini. Siswa dengan kemampuan berbeda berada di ruang yang sama dengan kurikulum yang sama pula.
Lantas, bagaimana bisa membangun skil berbicara jika skil yang diajarkan tidak tepat?
Input belajar bahasa inggris di sekolah selama ini boleh dikatakan jauh panggang dari api. Siswa 'dipaksa' belajar sesuatu yang boleh jadi keluar dari kapasitas otaknya.Â
Bukankah itu konyol?
Belum lagi target belajar bahasa Inggris yang salah kaprah, yakni menguasai grammar dan tenses. Lucunya lagi, guru terkesan mengarahkan siswa untuk menghafal aturan atau pola tata bahasa Inggris yang tidak jelas kemana ujungnya.
Murid-murid pintar sekalipun hanya paham menjawab soal tapi tidak memahami konteks kalimat. Kenapa? karena mereka diarahkan dengan konteks kurikulum yang tidak tepat.
Mereka seringkali gagal memahami tujuan belajar bahasa asing, sehingga target akhir cuma untuk bisa menjawab soal-soal ujian di kertas.Â
Lalu, apa manfaatnya untuk siswa?