Misalnya, di masjid tertentu peraturan bisa berbentuk verbal, dimana panitia nikah lebih dulu memberi tahu jika pengambilan gambar tidak dilakukan saat momen khutbah nikah dan pembacaan do'a.
Nah, di banyak kasus yang saya alami, aturan verbal tidak berlaku di semua tempat. Makanya, perlu ada aturan tertulis yang disetujui bersama oleh pihak masjid dan fotografer yang bertugas.
Tujuannya adalah agar adab mengambil foto tidak dikesampingkan. Seperti: pakaian tidak ketat dan sopan, mekanisme mengambil foto, dan jenis foto bagaimana yang sewajarnya dihindari.
Aturan berfungsi untuk menciptakan kenyamanan dan menjaga etika dalam koridor yang benar. Adab ketimuran yang menjunjung tinggi sopan santun mulai terkikis perlahan.Â
Anak-anak muda banyak yang tidak lagi mengedepankan etika ketika bekerja. Maka dari itu aturan tertulis selayaknya menjadi panduan pada berbagai profesi, termasuk fotografer.
Sekian!
[30 April 2024]
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H