Waktu muda yang seharusnya dimanfaatkan untuk belajar hilang begitu saja. Fatalnya lagi, fungsi kognitif otak melemah dan sifat malas menyelinap ke dalam fisik remaja.
Selain mencuri waktu, game online kerapkali membuat remaja sulit berkonsentrasi ketika belajar. Akhirnya, rasa jenuh mudah muncul bersebab rangsangan game yang menjebak otak.Â
Menurut Databoks, rata-rata waktu yang dihabiskan konsumen untuk bermain game online yaitu 3-4 jam per hari. Hitungan yang cukup besar jika dipergunakan untuk sesuatu yang lebih bermanfaat, semisal mempelajari skil baru atau menambah pengetahuan.
Pengguna internet di Indonesia sudah menyentuh angka 185 juta jiwa. Jelas ini angka yang besar dengan persentase penduduk yang besar pula.Â
Sayangnya, jumlah pengguna internet di Indonesia tidak sebanding dengan produktivitas yang dihasilkan. Bahkan, fakta dari CNBC Indonesia mencatat 2.7 juta penduduk Indonesia terjerat dalam pusaran judi online.Â
Tidak cukup sampai disini, mereka yang masuk ke dalam pusaran ini adalah para anak muda berumur 17-20 an. Tentu fakta yang dipaparkan memberi sebuah gambaran kemana  masa depan bangsa nantinya.Â
Mirisnya lagi, mereka yang terlibat dalam judi online berasal dari keluarga menengah ke bawah. Dengan kata lain, korban judi online adalah orang-orang yang 'gagal' menggunakan akan sehat untuk berpikir bijaksana.
Situs judi online bahkan terselip dimana-mana, khususnya di berbagai jenis game online yang dimainkan para remaja. Tidak heran, lingkaran setan mudah saja menarik calon korban tidak perduli umur.Â
Konten live streaming mudah saja menghipnotis kalangan remaja yang akal sehatnya masih 'sakit'. Mungkin pada awalnya mereka ingin mencoba, kemudian terbawa arus dalam lingkaran yang lebih dalam dan masuk ke pusaran tanpa ujung.
Kecanduan game online boleh jadi lebih parah dari narkoba yang hanya bersifat individual. Game online menjadi jaring halus menuju judi online. Walaupun realitanya sulit ditepis dan jarang diangkat ke permukaan.
Orang tua perlu memantau smartphone anak-anak mereka. Bukan mustahil sebuah game sederhana menjadi pemantik rasa ingin tahu anak. Seterusnya, mereka hilang kesadaran dan luput dari perhatiaan orang-orag terdekat.