Siswa terdiam dan menunjukkan kebingungan. Saya mulai menjelaskan bahwa motivasi belajar harus datang dari diri sendiri dan kemauan untuk bisa harus lebih besar. Itulah kunci membuka wadah untuk menampung ilmu.
Seringkali, murid-murid tiba ke sekolah tanpa target. Mereka hanya membawa raga yang kosong tanpa tujuan. Guru juga terkadang lupa untuk mengingatkan bahwa tujuan ke sekolah bukan hanya menghadirkan tubuh.
Wadah setiap siswa pada hakikatnya sama, tujuan bisa berbeda. Saat siswa datang dengan tujuan belajar, mereka siap untuk menampung ilmu. Sebaliknya, ketika tujuan ke sekolah hanya untuk sekedar hadir, siswa sejatinya sedang menutup rapat wadah mereka.Â
Begitulah konsekuensi yang harus diterima. Pendidikan bukan semata-mata untuk mengalirkan uang dari satu institusi ke institusi lain, atau membuat lebel "sekolah unggul" untuk menampung banyak siswa berprestasi.
Siswa punya hak untuk menampung ilmu dari semua guru. Namun dari itu, guru pun harus siap untuk membuka kran ilmu. Bukan mustahil, ada guru yang datang ke sekolah bukan untuk mengajar, tapi sebatas mengejar absen.
Jika begitu, mereka sedang menutup kran ilmu. Walaupun siswa datang membawa wadah, tidak ada isi yang bisa ditampung. Guru mesti membuka kran mereka agar siswa siap menampung ilmu.
Masalah pendidikan hari ini boleh jadi disebakan oleh rusaknya kran ilmu atau tertutupnya wadah untuk menampung ilmu. Jika demikian, solusinya adalah membuka atau memperbaiki kembali kran dan membuka wadah tampungan yang sudah lama tertutup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H