Pagi ini saya dijadwal untuk mengajar persiapan kelas bahasa Inggris. Semua murid saya masih muda, usia remaja. Sayangnya, motivasi belajar mereka tidak semuda umur.
Saya selalu tiba 30 menit lebih awal, menunggu kedatangan murid dan mempersiapkan kebutuhan dalam kelas. 10 menit menunggu, tak satupun murid datang.
Mereka sepertinya enggan belajar. 2-3 orang datang setelah 15 menit waktu berlalu. Saya menuju ke ruang kelas dan segera memulai. Lembaran soal saya bagikan. Beberapa lainnya datang silih berganti.
Saya berikan waktu 20 menit untuk menjawab soal terlebih dahulu. Jumlah soal hanya 20, jadi 1 soal/menit. Waktu habis, masih ada siswa yang belum selesai menjawab. Umumnya siswa yang datang telat dan kurang minat belajar.
Sebelum membahas soal, saya menuliskan satu kata di papan tulis " TARGET".
Mulailah saya berceramah untuk kebaikan. Saya katakan, "jika kalian kesini tanpa target, maka pulanglah" waktu kalian terbuang percuma, dan uang kalian habis percuma.
Mereka terdiam sejenak. Saya menatap wajah mereka satu persatu. Saya kembali menulis satu kalimat "WASTE OF MONEY". Lalu, saya tanyakan artinya. Siswa menjawab cepat "buang-buang uang".
"Benar, kalian hanya buang uang kesini", kata saya serius. Jika hanya datang untuk duduk mendengar, jelas mereka tidak mendapat apa-apa, sedangkan saya dibayar untuk membuat mereka pintar.Â
Saya katakan bahwa syarat untuk mendapatkan ilmu adalah membawa wadah. Namun, wadah harus dibuka terlebih dahulu dan jangan dibiarkan tertutup. Saya ibaratkan guru sebagai sebuah kran air, murid datang ke kelas membawa wadah, yaitu kepala yang siap diisi.Â
Meskipun wadahnya besar, tanpa membukanya, ilmu sulit masuk. "Bukalah wadah kalian agar air yang saya tumpahkan bisa kalian tampung" saya berkata lembut.
"Apakah kalian tahu maksud saya?" saya bertanya lebih lanjut.