Manajemen taman wisata Taman Rusa belum sepenuhnya terstruktur. Pola pengambilan tiket yang masih manual terkandang menghabiskan waktu.Â
Jika saja manajemen berpikir lebih kreatif, mereka bisa saja menyediakan alternatif pembelian tiket via online dengan mendaftar melalui website resmi.Â
Anak di bawah dua tahun tidak dikenakan tiket. Sayangnya, anak berumur 2 tahun ke atas dikenakan tarif sama seperti orang dewasa. Jika target Taman Rusa adalah keluarga, seharusnya tiket anak-anak tidak disamakan.Â
Paling tidak, manajemen bisa membagi ke dua jenis tiket anak-anak; satu untuk di bawah 7 tahun, satunya lagi 7-10 tahun. Harga pun bisa dipangkas menjadi 5 ribu dan 10 ribu.Â
Sangat membantu bagi keluarga katagori menengah ke bawah. Tempat wisata keluarga tentunya perlu memperhatikan tarif yang diberlakukan. Mengelola taman wisata bukan sekedar menyediakan fasilitas, namun juga kualitas.
Semoga tata kelola wisata kian membaik pada tahun 2024. Selain menjadi tempat liburan keluarga, Taman Rusa memberi pengalaman mengenal jenis binatang bagi anak-anak.Â
Digitalisasi tempat wisata, terkhusus alternatif pembelian tiket sebaiknya segera dipikirkan untuk menjangkau pengunjung lebih luas. Jika perlu, berikan tiket gratis bagi mereka yang beruntung.Â
Jika saja pelaku usaha Taman Rusa mau berpikir cermat, membuat kartu kunjungan yang bisa discan langsung layaknya membayar saat belanja jauh lebih efektif.Â
Tiket bisa dibeli secara online, jumlah pengunjung bisa diprediksi jauh lebih awal, uang yang masuk lebih mudah dikelola. Bukankah ini mempermudah segalanya.
Pengunjung yang memiliki kartu mendapat bonus satu kunjungan gratis satu kali pertahun. Jelas ini sama sekali tidak merugikan pihak pengelola. Bahkan, mereka bisa menyimpan database pengunjung dan memakainya untuk analisa total kunjungan pemilik kartu.Â
Digitalisasi taman wisata juga ramah lingkungan. Paling tidak penggunaan kertas dapat dihilangkan untuk menjaga hutan dari penebangan kayu terus menerus.Â