Nah, dari sisi lingkungan tas berbahan sabuk kelapa ini sama sekali tidak mencemari lingkungan. Sisi ketahanannya terjamin dan lebih gampang dibawa ke dalam perahu kecil sekalipun.Â
Dibanding bahan kardus busa plastik yang bisa pecah jika jatuh atau terkena benda tumpul lainnya, tas pendingin berbahan sabuk kelapa dapat dilipat menyesuaikan tempat.Â
Lebih dari 200 petani kelapa terserap menjadi tenaga kerja. Dulunya mereka tidak pernah berpikir bahwa sebatang pohon kelapa dapat menghasilkan buah yang sabuknya dapat dimanfaatkan menjadi sumber bahan tas pendingin ikan bagi nelayan.
Ribuan pohon kelapa di area sekitar tidak lagi menghasilkan limbah bakar yang sebelumnya terbuang sia-sia. Sabuk kelapa naik kelas menjadi produk berkelanjutan.Â
Bagaimana dengan Indonesia?
Di Indonesia sendiri, sabuk kelapa pernah diujicoba menjadi bahan pembuatan baju anti peluru. Namun, saya tidak mengetahui secara pasti apakah berhasil dipasarkan menjadi produk berkelanjutan.Â
Sebenarnya, ada banyak olahan sabuk kelapa yang bisa dijadikan alternatif media pembuatan barang berguna. Sayangnya, ujicoba belum terlihat maksimal, sehingga jangkauan produk yang dihasilkan masih terbatas.Â
Penelitian-penelitian akan alternatif bahan baku lokal perlu ditingkatkan melibatkan para dosen-dosen di universitas seluruh Indonesia. Untuk menekan penggunaan plastik atau menghilangkan plastik dipasaran, perlu ada suntikan dana segar agar inovasi baru muncul.Â
Bayangkan jika sabuk kelapa bisa digunakan untuk media pembuatan rumah pengganti batu bata atau alternatif peredam suhu panas. Bukankah sangat membantu terciptanya lapangan kerja sekaligus mengurangi emisi karbon akibat penggunaan zat-zat kimia.Â