Saya tidak pernah terpikir untuk menulis lebih dari satu artikel per hari. Seringkali, ketika satu artikel selesai saya rampungkan, keinginan untuk menulis artikel kedua muncul. Perkara waktu bukanlah masalah terbesar saat motivasi menulis lebih besar dari ketersedian waktu.
Apakah menulis satu artikel per hari baik untuk setiap orang?
Menulis sebaiknya tidak dijadikan sebagai sarana berlomba. Setiap orang pasti memiliki aktivitas yang lebih diprioritaskan. Jadi, jika prioritas menulis berada di peringkat satu, maka tidak ada salahnya untuk mengikuti kata hati.Â
Rutin menulis bukan hanya sebagai sarana menjaga ketajaman otak berpikir. Menulis juga baik dilakukan untuk melatih diri konsisten dalam hal-hal tertentu.
Ketika menulis, banyak hal lain yang juga kita lakukan tanpa sadar. Seperti membaca buku dan artikel yang membantu kita untuk mengembangkan ide yang sudah ada.
Bahkan, di era digital saat ini, sumber ilmu datang dari mana saja. Menonton hal-hal baru atau mengikuti berita dunia juga memberi sudut pandang lebih luas ketika ingin melebarkan satu artikel yang sedang kita bahas.Â
Perjalanan menulis tentu saja tidak selalu mulus dari satu waktu ke waktu yang lain. Ada momen dimana kita mengalami hambatan berpikir atau enggan menulis. Itu sangat wajar dan tidak bisa diprediksi!
Sebaliknya, kemampuan menulis akan semakin terasah dengan terus konsten menulis. Biarkan ide-ide liar datang dan siapkan jaring agar mereka tidak hilang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H