Sejak 7 Oktober 2023, 70% wanita dan anak-anak terbunuh di Palestina. Rumah sakit tak luput dari serangan Israel yang membabi buta. Kebiadaban demi kebiadaban terus dilakukan untuk mendapatkan tanah yang bukan haknya.
Kita semua tahu bahwa keberadaan Israel di bumi Palestina bukan tanpa tujuan. Sejak ditetapkan sebagai negara oleh PBB, pertumpahan darah kaum pribumi menjadi sesuatu yang sampai saat ini terus terjadi.
Banyak bayi terlahir prematur berjuang untuk hidup dengan bantuan medis seadanya. Obat bius saja tidak cukup untuk mengobati korban keganasan rudal dan bom yahudi Israel.Â
Pernah membayangkan wanita melahirkan di jalan? begitulah kondisi di Gaza saat ini, banyak wanita yang terjebak dan terpaksa melahirkan di jalan di tengah ledakan yang sangat menakutkan.
Apa yang diberitakan AJ+ menjadi bahan renungan bagi wanita-wanita di dunia tentang arti ketabahan dan kesabaran. Jika di belahan dunia lain, wanita hamil bisa melahirkan dengan perlakua layak, hal yang sama tidak memungkinkan terjadi di tanah Palestina.Â
Wanita disana harus berjuang untuk melahirkan buah hati mereka dan mempertaruhkan nyawa. Bayi-bayi yang lahir dalam keadaan prematur terpaksa dikeluarkan dari inkubator karena genarator listrik tidak bisa berfungsi karena serangan Israel yang brutal.
Rumah sakit menjadi tempat bersembunyi bagi korban selamat, namun disaat yang sama dijadikan tempat pembunuhan oleh tentara Israel. Para Sniper bahkan sengaja menargetkan staf rumah sakit, bukankah tindakan mereka lebih buruk dari hewan?
Seorang wanita di Gaza harus rela kehilangan anak pertamanya dan melahirkan anak kedua dalam serangan rudal. Coba bayangkan betapa menakutkan kondisi disana. Saat satu bayi terlahir, satunya lagi meninggal akibat ulah penjajah.
Wanita-wanita hamil juga mengalami luka bakar serius akibat bom dan rudal, beberapa harus kehilagan bayi karena keguguran.. Bayi prematur juga tidak bisa dipertahankan karena keterbatasan bantuan medis.Â
Sandos adalah satu dari ribuan wanita yang bertahan demi bayi dalam kandungan mereka. Ketika sedang membuat roti di dapur, serangan bom membuatnya tergeletak dalam reruntuhan.
Beruntung, ia berhasil dilarikan ke rumah sakit dan menjalani penanganan cepat oleh doktor untuk memulihkan kaki dan tangan yang terjepit dalam reruntuhan bangunan sebelum kemudian menjalani operasi untuk melahirkan anak yang sedang dikandung.