Ide adalah sesuatu yang mahal untuk diuangkan. Inovasi bisnis dan kemajuan arus teknologi juga dipelopori oleh ide-ide yang muncul dari pola pikir sederhana yang dieksekusi pada waktu yang tepat.Â
Nilai waktu bagi seseorang bisa berbeda jika diukur dari sisi produktivitas. Walaupun secara hitungan setiap kita memiliki 24 jam dalam sehari semalam, nilai waktu yang kita peroleh pasti berbeda.
Sekali-kali coba perhatikan apa yang kita lakukan sejak bangun tidur sampai kembali tidur di hari yang sama. Kemana waktu kita habiskan dan apa yang sejatinya kita peroleh dari waktu yang sudah kita pergunakan?
Adakah waktu yang kita habiskan membawa kita pada sesuatu nilai tukar yang seimbang?
"Time management optimizes the resource of time. Mind management optimizes the resource of creative energy."
Kutipan di atas saya dapat dari sebuah buku berjudul Mind Management, Not Time Management  karya David Kadavy. Perbedaan antara manajemen waktu dan manajemen pikiran terletak pada sumber energi.
Mudahnya dipahami, kemampuan seseorang untuk memanfaatkan waktu tidak selamanya berbanding lurus dengan apa yang kemudian diperoleh.Â
Misalnya, seseorang yang mampu memanfaatkan waktu 1-2 jam untuk menyelesaikan satu pekerjaan yang idealnya membutuhkan waktu 3-4 jam, maka ia sudah mendapatkan nilai tukar dari waktu yang dihabiskan.
Namun demikian, untuk mendapatkan nilai tukar yang lebih besar, kemampuan mengelola pikiran sangat mendukung. Apakah setiap kita akan tergerak untuk melakukan sesuatu saat sebuah ide cemerlang muncul seketika?
Belum tentu!. seringnya, kita akan mempertimbang banyak hal untuk mengambil sebuah tindakan nyata. Contohnya, jika ide menarik muncul dan kita ingin menulisnya, akankah kita langsung menjadikannya sebuah tulisan?
Boleh jadi, ketika waktunya tepat dan apa yang kita butuhkan tersedia, kita condong tergerak untuk langsung menulis. Dalam waktu 1-2 jam, kita mendapat nilai tukar berupa satu tulisan yang sebelumnya hanya sebatas ide.