Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Soal Pilihan Ganda dan Kemampuan Bernalar Siswa

22 September 2023   18:01 Diperbarui: 22 September 2023   18:45 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Soal pilihan ganda|freepik.com

Jika soal pilihan ganda dihilangkan dan digantikan dengan tipe ujian esai, apakah mutu pendidikan akan lebih baik?

Soal berbentuk pilihan ganda memiliki sisi kelemahan tersendiri yang condong membuat siswa hanya bertumpu pada hafalan dan tebakan. Secara efisiensi waktu, memilih jawaban pada pilihan ganda tidak banyak mengandalkan proses bernalar.

Tipe soal esai memang terlihat lebih mengedepankan proses berpikir kritis. Sederhananya, pertanyaan berbentuk esai mengharuskan seseorang untuk berpikir dan mengolah informasi yang sudah dipelajari. 

Meskipun demikian, dari kedua tipe ujian ini, manakah yang sebenarnya lebih baik?

Berbicara tentang penilaian (assessment) tidaklah semudah beropini untuk mengklaim mana yang benar atau salah. Pada aspek penilaian, banyak hal perlu dipertimbangkan agar tujuan dari soal yang dibuat benar-benar mengukur kemampuan siswa. 

Saya pribadi seringkali mendapatkan soal bahasa Inggris pilihan ganda yang dibuat sembarangan, sehingga tujuan penilaian keluar dari rel. Maknanya, seorang guru belum tentu mampu mendesain soal yang terukur secara konteks dan tujuan soal. 

Misalnya, untuk mengetes kemampuan berbahasa, ada banyak aspek yang perlu diukur. Dalam konteks soal tata bahasa (grammar), banyak sekali kesalahan pembuatan soal pada pilihan jawaban yang diberikan. 

Hal ini secara tidak disadari membuat validitas soal berkurang dan sangat merugikan siswa. Alhasil, siswa yang mungkin saja salah memilih akan mudah diklaim tidak memahami materi. 

Padahal, jenis pilihan ganda yang keluar dari konteks soal dapat membingungkan siswa ketika mengerjakan soal. Sebagai contoh, jika tujuan ujian untuk mengetes materi To be dan pada pilihan ganda terdapat jawaban yang mengarah pada tenses, boleh jadi siswa 'dipaksa' untuk memahami hal yang belum mereka kuasai.

Lantas, apakah mereka yang membuat soal sudah benar-benar memahami cara membuat soal yang benar? Pada kebanyakan kasus, saya sering mendapatkan jenis pilihan ganda yang tidak sesuai dengan materi yang diujiankan.

Lalu, siapa yang harus disalahkan? Guru atau siswa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun