Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Apakah Stres Mengganggu Sinyal Mikrobiota dalam Usus?

7 September 2023   11:59 Diperbarui: 7 September 2023   12:07 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mikrobiota usus|sumber gambar: https://hellosehat.com

Ada milyaran mikroorganisme yang hidup di tubuh manusia, terkhusus pada bagian usus besar. Mereka saling berinteraksi mengirim pesan ke otak untuk membentuk keseimbangan bagi tubuh agar manusia tetap sehat.

Dalam sebuah buku berjudul The mind-gut connection yang ditulis oleh Emeran Mayer, MD, disebutkan bahwa ketika dalam keadaan stres, tubuh akan memicu keluarnya senyawa kimia yang disebut norepinephrine. Senyawa ini adalah sejenis hormon dan juga berfungsi untuk mengirim sinyal ke otak melalui sel saraf dalam tubuh manusia.

Uniknya, hormon ini dapat memicu munculnya patogen dalam usus yang menyebabkan penyakit seperti diare atau perasaan tidak nyaman pada area lambung. Penelitian juga membuktikan bahwa stres berlebih dapat mengganggu sinyal mikrobiota baik dalam lambung yang bertugas untuk membantu pencernaan. Dalam hal ini, kecemasan yang meningkat memberi efek buruk bagi kesehatan tubuh seseorang.

Pada kenyataannya, penyakit lambung lebih mudah terjadi karena faktor stres berlebih. Milyaran bakteri baik dalam lambung akan terganggu saat seseorang berada dalam kondisi stres karena mereka tidak bisa bekerja maksimal menetralkan keadaan lambung ketika makanan masuk.

Bukan hanya itu, mikrobiota yang dikenal dengan bakteri baik ini ternyata saling berinteraksi untuk menganalisa makanan dan minuman yang masuk, membentuk database yang kemudian dikirim ke otak untuk disimpan sebagai informasi penting yang dipakai untuk menetralkan tubuh dari zat berbahaya yang terkandung dalam makanan.

Antibiotik juga dipercaya menggangu mikrobiota yang ada dalam lambung. Akibatnya, gangguan sinyal pada mikrobiota ini juga menyebabkan tubuh tidak mampu menjaga keseimbangan secara otomatis dengan berinteraksi langsung ke otak dalam keadaan normal.

Sebaliknya, saat merasa senang dan bahagia, mikrobiota dalam tubuh manusia dapat berkembang lebih banyak dan membantu proses pencernaan dalam usus. Hal ini tanpa kita sadari membuat tubuh lebih sehat dan keberadaan bakteri baik ini mampu memproteksi tubuh dari segala jenis ancaman yang masuk ke tubuh melalui makanan, termasuk juga virus.

Lalu, kenapa banyak orang memilih obat ketimbang mempercayakan tubuh untuk bekerja otomatis menetralkan keadaan? ya, jawabannya karena banyak orang tidak mau bersabar dan condong menginginkan cara cepat untuk segera pulih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun