Artinya, UMKM manapun yang terintegrasi dengan sistem pembayaran ini dengan gampang menawarkan transaksi bebas hambatan pada wisatawan asing yang berbelanja di toko mereka.Â
Mekanisme pembayaran seperti ini bukan hanya memudahkan, tapi juga menfasilitasi kenyamanan berbelanja sekaligus. Rakyat kecil yang terlibat dalam wadah UMKN terbantu dengan aktivasi sistem pembayaran satu pintu.
Jika kebangkitan ekonomi dahulunya identik dengan pertukaran uang fisik, kini transaksi lintas negara sudah memungkinkan siapa saja untuk meraup untung dengan sistem pembayaran nontunai.
Sektor industri berbasis UMKN dapat dipacu untuk menghasilkan produk dengan kualitas tinggi. Alhasil, produk dalam negeri bukan mustahil unggul lebih cepat dengan perantara QR Cross-border.
Sebagai contoh kecil, produk kerajinan tangan hasil olahan UMKM yang punya daya jual tinggi seperti tas, sepatu, atau topi terbuat dari tanaman dan tumbuhan lokal nantinya bisa menembus pasar internasional.
Ekonomi negara ASEAN kedepannya lebih kuat karena integrasi sistem pembayaran nontunai ini. Sisi positif lainnya adalah, keberagaman produk lintas negara bisa saling dinikmati dan dihargai.
Saya yakin, ekonomi lintas Asia Negara akan melejit seiring berkembangnya kreatifitas anak bangsa yang sangat mudah dipasarkan dengan sistem pembayaran komplit berbasis kode QR.
Daya serap tenaga kerja UMKM di Indonesia mencapai angka 117 juta. Ini bermakna, sumbangsih UMKM pada GDP negara juga besar. Bahkan, menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, dari total 19 juta pelaku UMKM, masih ada 11 juta yang belum terhubung pada platform digital.
Oleh karenanya, pemerintah menargetkan 30 juta UMKM terhubung secara digital pada tahun 2024. Pemerintah juga mendorong UMKM untuk terus meningkatkan trasaksi digital.
Semakin banyak transaksi via uang elektronik, maka kreatifitas untuk menghadirkan produk berkualitas akan bermunculan. Tidak tertutup kemungkinan, jumlah investasi pebisnis lokal juga meningkat tajam dalam kurun waktu yang relatif singkat.
Upaya UMKM dalam hal transformasi digital memang harus terus dipacu. Data dari Kementerian Koperasi dan UKM, baru 26,5% UMKM yang terhubung dalam ekosistem digital.