Pembiasaan yang tidak benar membuahkan banyak kesalahan pada anak. Konsep berpikir anak berputar pada kebiasaan-kebiasaan yang tidak lazim.Â
Anak bisa berjam-jam mengakses smartphone dan kepekaan kepada sesama tidak lagi terbentuk dengan wajar. Ekspresi wajah yang kaku dan emosi tidak teratur menyebabkan anak gagal membangun komunikasi antar sesama.
Sekolah memang mengajarkan banyak hal pada anak, tapi nilai-nilai etika sehari-hari sudah sewajarkan ditanamkan orang tua dengan pembiasaan yang benar.Â
Jika anak terlalu sering dibiarkan dengan smartphone, maka kemampuan berinteraksi bisa terkikis. Anak akan mudah menarik diri dari pergaulan karena kepuasan semu ketika berinteraksi bersama smartphone.
Lalu, nilai-nilai kesopanan ketika bertamu dan mengunjungi kerabat yang lebih tua tidak dipahami oleh anak akibat pembiaran memegang hape ketika orang tua sedang berkomunikasi.Â
Kemudahan memegang hape menelurkan kebiasaan negatif dalam diri anak. Bukan mustahil, anak merasa aneh saat tidak memegang smartphone dan malah memilih untuk tidak ikut bersama orang tua.Â
Lantas, bagaimana anak mampu membangun kebiasaan positif seperti berbicara dengan sopan tanpa memegang hape? tentu saja anak akan sangat sulit menangkap pelajaran berharga jika orang tua membiarkan kebiasaan buruk pada anak.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H