Gerakan jari berpindah, menelusuri abjad. Merangkai kata yang bejat. Terlihat indah, namun kerap menipu otak-otak sekarat.
Rangkaian kata terukir, menutupi intelektual. Ribuan mata membaca, mengambil makna yang terjal. Fitnah kejam tercipta, mengambil nyawa dengan fatal.
Jari-jari lentik, menghiasai ragam media. Kata demi kata, dirancang menarik ragam usia. Hati bersih seketika berubah menjadi kotor, pesan-pesan fitnah mengintai para pembaca.
Pembunuh kejam, bersembunyi di balik kecerdasan. Mulutnya beracun tersirat dalam racikan pesan. Harga sebuah nyawa hanya setipis fitnah terbungkus rapi dalam lapisan kepalsuan.
Sungguh, tusukan sebuah pisau tidak lebih kejam dari gerakan jari. Begitu mudah menghimpun kata, memancing emosi, mengadu dua insan yang sehati, membuat pertengkaran dalam ilusi, mencabik-cabik dua sejoli, membuka ikatan yang dulu pernah diucapkan dalam ikrar janji.