Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Memahami Manfaat Puasa secara Hakikat

22 April 2023   11:08 Diperbarui: 22 April 2023   11:12 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puasa memberi manfaat tidak terbatas bagi manusia. Tubuh manusia terbagi menjadi dua: jasmani dan rohani.

Efek puasa mampu menembus dua lapisan tubuh. Pada tubuh jasmani, manfaat puasa bisa dirasa dengan hadirnya kesehatan paska puasa.

Sedangkan pada tubuh rohani, manfaat puasa dapat melembutkan hati yang keras.

Sayangnya, tidak semua orang bisa mendapatkan kedua manfaat ini secara beriringan. Seringnya, efek puasa hanya dapat menembus tubuh jasmani.

Hanya segelintir orang yang dapat benar-benar merasakan manfaat puasa secara rohani 

Kenapa bisa demikian ?

Puasa pada hakikatnya bukanlah sebatas menahan lapar dan dahaga. Jika itu yang dijadikan pegangan berpuasa, maka hanya tubuh jasmani yang bisa merasakan efek puasa.

Itupun jika puasanya dilakukan dengan benar, tidak makan dan minum berlebih. Dalam konteks yang lebih spesifik, puasa yang benar yaitu dengan membatasi asupan makanan dan minuman dalam jangka waktu yang ditetapkan.

Mendapat manfaat puasa secara rohani jelas tidak mudah. Tahap kedua ini membutuhkan niat puasa yang benar dan bukan sekedar ikut ikutan.

Orang yang mampu mendapatkan manfaat puasa secara rohani telah benar-benar mengenali hakikat puasa.

Makanya, puasa orang awam tidak lebih dari berhenti makan dan minum semata. Nafsu dan amarah masih belum mampu dikontrol dengan baik.

Mereka yang sudah berpuasa dengan ilmu akan mendapatkan manfaat puasa secara rohani.

Efeknya, hati semakin lembut dan mudah berempati pada orang lain. Sekiranya orang berbuat buruk, maka ia tidak lantas mudah berburuk sangka.

Hati yang lembut akan mudah menerima nasihat, mudah memaafkan dan mudah melakukan kebaikan.

Sebaliknya, hati yang keras sangat mudah mengupat, iri dengki pada orang lain, dan bersifat pendendam.

Inilah penyakit hati yang paling berbahaya. Jika setelah berpuasa Selama 30 hari dan hati Masih belum terasa lembut, maka berhati-hatilah.

Hati yang keras sangat sulit menerima nasihat. Umumnya, orang dengan hati keras mudah berdebat dan jarang mau mengalah.

Sejatinya, manfaat puasa secara hakikat dapat menembus dua tubuh sebagaimana yang tertera di atas.

Masing-masing kita bisa menganalisa diri sendiri, sejauh mana puasa yang sudah kita lalui membawa dampak positif bagi tubuh kita.

Kalau saja hati masih terasa keras dan sulit menerima nasihat orang, perbanyaklah berpuasa setelah bulan Ramadan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun