Pagi ini saya kembali melakukan rutinitas lari. Jarak yang saya tempuh untuk hari kedua sedikit bertambah menjadi 3.8 km dengan rata-rata kecepatan 8:55 menit/KM.
Semalam hanya bisa tertidur tiga jam saja bersebab secangkir kopi. Hampir saja aktivitas lari terabaikan karena rasa ngantuk lebih dominan, namun tetap saya paksakan untuk lari.
Mungkin saja karena kemarin saya berlari, tubuh merespon dengan cara berbeda. Biasanya jika tertidur hanya tiga jam, saya akan terasa capek di pagi hari dan tidak sanggup beraktivitas di awal pagi.
Sangat berbeda ketika terbangun tadi pagi, badan tetap terasa fit. Ada perubahan yang cukup signifikan pada tahap ini. Beberapa bagian badan, terutama paha ke lutut perlahan muncul rasa sakit karena otot bagian bawah sering mengalami pergerakan saat menyentuh tanah ketika berlari.
Rasa sakit pada minggu pertama sangat normal terjadi. Tubuh masih menyesuaikan dengan pergerakan tubuh yang belum stabil mengikuti ritme lari.
Beberapa hari kedepan pasti bakal lebih sulit untuk tetap menjaga ritme lari pada jarak dan waktu yang sama. Semoga saja saya mampu melewati fase 10 hari di permulaa sebelum akhirnya menjadi sebuah habit.
Tidak mudah memang ketika memulai sesuatu yang masih dianggap awam oleh tubuh. Menambah jam tidur di waktu pagi pasti lebih nyaman untuk tubuh, tapi tetap harus dipaksaka keluar dari comfort zone.
Saya berharap bisa mencapai jarak 100 km pada akhir bulan Januari. Ada banyak manfaat yang tentunya bisa didapat dari aktivitas lari di pagi hari.
Dalam dua hari pertama, setidaknya saya sudah mulai merasa manfaat nyata. Kualitas tidur jadi lebih baik dan tingkat konsentrasi meningkat.